Sunday, July 12, 2020

KIAMAT SUDAH DEKAT

Judul buku : Kiamat Bisa Datang Nanti Malam?
Penulis : Moh. Hasan
Penerbit : Mutiara Media
Cetakan : Pertama, 2013
Kota terbit : Yogyakarta
Tebal buku : 184 halaman
Peresensi : Tsuwaibatul Islamiyah


Kiamat merupakan kejadian luar biasa yang akan terjadi pada akhir zaman. Kita sebagai seorang muslim harus selalu percaya akan datangnya hari kiamat. Sebab, Allah telah memberitahukan kepada seluruh hamba-Nya bahwa kiamat pasti terjadi baik cepat atau lambat.

Buku berjudul Kiamat Bisa Datang Nanti Malam? ini merupakan buku karya Moh. Hasan yang isinya mengingatkan kepada kita bahwa kiamat bisa datang kapan saja menghampiri kita, sebab dengan ingat dengan adanya peristiwa tersebut bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah serta menjadi peringatan terhadap orang-orang yang selalu mengejar kehidupan dunia yang seakan-akan tidak ada habisnya.

Kiamat merupakan peristiwa yang sangat dahsyat yang belum pernah dialami oleh umat manusia. Karena, segala sesuatu yang terdapat di alam semesta ini akan binasa kecuali dengan kehendak Allah SWT. Mengenai kapan terjadinya kiamat itu tidak ada seorang pun yang tahu, sebab Allah-lah yang menciptakan dan Allah pula yang berhak menentukan waktunya.

Oleh karena itu, pembahasan seputar kiamat ini merupakan pembahasan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh kaum muslimin untuk meningkatkan kualitas keimanannya kepada Allah SWT.

Kiamat memiliki nama-nama lain sebanyak 26 nama yang telah disebutkan dalam Al-Quran.  Yakni, Hari Pembalasan (Yaumuddin), Hari Kemudian (Yaumul Akhir), Hari Yang Maha Dahsyat (Yaumun Azhim), Hari Penyesalan (Yaumul Hasrah), Saat Kehancuran (Al-Sa’ah), Hari Dibangkitkan (Yaumul Ba’ts), Hari Kiamat (Yaumul Qiyamah), Hari Kemenangan (Yaumul Fathi), Hari Pertemuan (Yaumut Talaq), Hari Yang Dekat (Yaumul Azifah), Hari Perhitungan (Yaumul Hisab), Hari Panggilan (Yaumul Tanad), Hari Keputusan (Yaumul Fashli), Hari Ancaman (Yaumul Wa’id), Hari Kekekalan (Yaumul Khulud), Hari Kebangkitan dari Kubur (Yaumul Khuruj), Hari Kiamat (Al-Waqi’ah), Hari Pengumpulan (Yaumul Jam’i), Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan (At-Taghabun), Pembuktian (Al-Haqqah), Malapetaka Yang Besar (Thammatul Kubra), Suara Yang Memekakkan (Ash-Shakhah), Hari Yang Dijanjikan (Yaumul Mau’ud), Kehidupan Akhirat (Al-Akhirah), Huru-Hara (Al-Ghasyiyah), dan Al-Qari’ah (hlm. 15-58).

Kiamat pada dasarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu kiamat kecil dan kiamat besar. Kiamat kecil merupakan kiamat yang biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari, misalnya, kematian. Karena, setiap makhluk yang hidup pasti akan mengalami yang namanya kematian. Kiamat kecil juga merupakan bagian awal menuju kiamat yang sesungguhnya.

Di antara tanda-tanda kiamat kecil ialah diutusnya Nabi Muhammad SAW dan wafatnya beliau sebagai nabi akhir zaman. Sebab, Rasulullah pernah bersabda, “Aku diutus (sebagai nabi dan rasul) sedangkan kiamat itu sangat dekat, seperti dekatnya kedua jari ini.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud). Rasulullah SAW juga bersabda, “Di antara enam tanda-tanda kiamat adalah tibanya kematianku.” (HR. Bukhari)  (hlm. 75).

Masih banyak di antara tanda-tanda dekatnya hari kiamat seperti meninggalnya orang-orang saleh, mewabahnya penyakit menular, fitnah merajalela, bermunculan nabi-nabi palsu, melunturnya kejujuran, lenyapnya ilmu pengetahuan, diserahkannya urusan pada orang yang bukan ahlinya, banyaknya peminum khamer, perlombaan meninggikan gedung-gedung, bebasnya Baitul Maqdis, banyak orang kikir, adanya kematian yang mendadak, turunnya musim hujan yang panjang tetapi tidak menyuburkan, pembantu yang melahirkan anak majikan, sebagian orang menjadi murtad, terbunuhnya orang-orang Yahudi, lebih banyak jumlah wanita dibandingkan lelaki, sering terjadi gempa bumi, munculnya api di tanah Hijaz, Masjidil Haram dihancurkan, wanita berpakaian seperti telanjang, dan maraknya perzinaan (hlm. 75-93).

Tanda-tanda di atas menunjukkan bahwa kiamat memang sudah sangat dekat dan akan segera tiba. Buktinya, saat ini sudah banyak wanita yang berpakaian minim dan dengan sengaja menunjukkan auratnya. Hal itu sudah dianggap lumrah di kalangan masyarakat kita, bahkan masyarakat telah beranggapan bahwa hal tersebut termasuk salah satu dari kemajuan zaman. Wanita-wanita tersebut tidak akan bisa mencium wanginya surga, apalagi sampai memasukinya.

Padahal Rasulullah SAW telah bersabda, “Ada dua golongan yang akan menjadi penduduk neraka, pertama, kaum yang di tangan mereka terdapat cemeti, dan dengan cemeti itu mereka menyiksa banyak orang. Kedua, wanita-wanita yang berpakaian seperti telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggokkan tubuhnya karena ingin memperlihatkan keindahan tubuh dan hiasan hiasannya. Sedangkan gerak lenggak-lenggok mereka laksana bergeraknya punggung unta. Mereka tidak akan masuk surga sebagaimana mereka tidak pernah mencium wangi dan harumnya.” (HR. Muslim) (hlm. 91-92).

Kiamat besar merupakan kiamat yang akan meluluhlantahkan alam semesta ini dalam sekejap dan pada hari itu pula, seluruh umat manusia dikumpulkan untuk memenuhi janji yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Adapun tanda-tanda kiamat besar di antaranya adalah munculnya al-Mahdi di akhir zaman, munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa Putra Margam, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, munculnya asap, matahari terbit dari barat, munculnya binatang melata yang pandai berbicara, terjadinya bencana gempa bumi di seluruh dunia, dan munculnya api di Yaman.

Kiamat ini merupakan suatu peristiwa yang menjadi akhir seluruh kehidupan di dunia, peristiwa yang mengerikan bagi umat manusia dan peristiwa maha dahsyat yang pernah dialami oleh umat manusia.

Apabila kiamat telah tiba waktunya, maka ditiuplah sangkakala oleh Malaikat Israfil. Malaikat Israfil meniup sangkakala sebanyak tiga kali, Pertama, tiupan sangkakala yang mengejutkan (nafkhatul faza’). Kedua, tiupan sangkakala yang mematikan (nafkhatus sha’iq). Ketiga, tiupan kebangkitan (nafkhatul ba’ats).

Seluruh manusia dikumpulkan menuju tempat penghimpunan yang berada di negeri Syam dan mereka dibagi menjadi tiga golongan. Pertama, golongan orang-orang saleh yang selalu beriman kepada Allah. Kedua, golongan orang-orang yang imannya biasa-biasa saja. Ketiga, golongan orang-orang kafir dan munafik yang selalu mendustakan ayat-ayat Allah.

Buku ini mempunyai kelebihan tersendiri, di antara kelebihan tersebut ialah terdapat istilah-istilah yang tidak perlu kita pusing-pusing lagi mencarinya, sebab dalam buku ini sudah dijelaskan secara rinci mengenai istilah tersebut. Dan bahasa yang digunakan dalam buku ini tidak terbelit-belit, melainkan di uraikan secara simpel sehingga para pembaca bisa lebih mudah memahami isi buku ini, serta tidak lupa pula buku ini bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Jadi, tidak perlu di ragukan lagi kebenarannya.

Isi buku ini penting untuk diketahui dan dipelajari oleh pembaca. Karena isi buku ini dapat mengingatkan kita kepada peristiwa kiamat yang akan segera tiba, sebab tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat di atas beberapa telah terlihat jelas, seperti wanita yang berpakaian tidak menutupi auratnya.

Dengan memahami isi buku ini, kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah. Kita bisa lebih mengingat akan datangnya hari kiamat, agar kita sebagai seorang muslim tidak melupakan ajaran-ajaran Nabi kita dan tidak meninggalkan amalan-amalan saleh yang akan memberikan pertolongan kepada kita nanti, saat hari yang menentukan itu telah tiba. Dan, semoga kita termasuk dari salah satu orang-orang yang mendapat naungan Allah pada hari yang menentukan tersebut.

***

Tentang Peresensi

Tsuwaibatul Islamiyah lahir di Dusun Tengginah, pada tanggal 17 April 2005. Riwayat pendidikan: MI Al-Ihsan II/A Larangan Perreng (lulus, 2017) dan sekarang (tahun pelajaran 2019/2020) tercatat sebagai siswa kelas akhir, kelas IX (Sembilan) MTs Al-Wathan, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep.

Kegiatan yang pernah ia ikuti, di antaranya (1) LENSA (Lesehan Sastra), (2) Orientasi Alam Tingkat Penggalang Samudera di MA Al-Wathan, dan (3) mengikuti lomba Olimpiade PAI tingkat SMP/MTs 2019 di Darul Falah, Kertagena Tengah, Kadur, Pamekasan.

Pengalamamn keorganisasian diantaranya Organisasi Intra Sekolah (OSIS) MTs Al-Wathan jabatan anggota seksi pendidikan (2017) dan menjabat sebagai bendahara (2019).

Saat ini dia tinggal di dusun Tengginah, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep, dan bisa di hubungi via HP. 085259839318 dan WA. 081357772574.

Tsuwaibatul Islamiyah
***
_______________
Catatan: Resensi ini merupakan salah satu tugas wajib bagi siswa kelas akhir MTs Al-Wathan tahun pelajaran 2019/2020.
© 2020

Saturday, December 28, 2019

BERWISATA KE TAMAN SURGA Memaknai Kesementaraan sebagai Bekal Menuju Keabadian (Kado Akhir Tahun 2019)

Makbarah Sunan Giri Gresik

Oleh : M. Khaliq Shalha

Di zaman super sibuk dan serba cepat ini menimbulkan kestresan manusia dengan tensi tinggi sehingga sewaktu-waktu mereka membutuhkan rekreasi untuk refreshing, berpelesiran ke tempat-tempat eksotis. Berwisata bukan lagi sekadar gaya hidup tapi kebutuhan hidup bagi setiap kalangan, baik para elitis atau kalangan populis.
Para pengusaha penat dengan mengelola perusahaannya; pekerja letih dan bosan dengan pekerjaannya dengan sederetan tuntutan dan tekanan dari atasannya di mana mereka bekerja; ulama, kiai, ustadz, guru dan dosen sering jengkel melihat polah tingkah anak didiknya yang mbeling dan menyebalkan hingga membutuhkan kesabaran ekstra dalam mendidikanya; para pelajar jenuh dengan belajarnya karena menghabiskan hari-harinya bersama setumpuk mata pelajarannya demi menata masa depannya. Mereka semua butuh rekreasi pada hari-hari tertentu, khususnya di hari libur.    
Fenomena ini direspons positif dan sigap oleh kalangan pengembang obyek wisata untuk menyediakan fasilitas lengkap demi kenyamanan para pengunjung agar mereka punya daya tarik untuk berkunjung. Kedua belah pihak diuntungkan. Pengunjung puas dengan layanannya dan pengembang akan meraup keuntungan dari usaha wisatanya.
Geliat penggarapan obyek wisata bukan hanya di kota-kota, tapi juga di desa dengan andalan wisata alam atau beragam obyek wisata menarik lainnya semakin digalakkan. Dan, obyek wisata alam di desa malah menjadi jujukan dan primadona orang-orang yang kesehariannya beraktivitas di kota. Sementara orang-orang desa tertarik berkunjung ke kota. Begitulah mobilitas masyarakat desa-kota sebagai khazanah sosial negeri kita tercinta.
Dalam lembar memori masa kecil saya dulu, sebagian masyarakat mengkonotasikan obyek wisata, misalnya di pantai, sebagai tempat maksiat, tempat mesum muda mudi sehingga orang yang berkunjung ke situ diklaim tak berakhlak, muruahnya luntur. Ibarat—seandainya pada masa periwayatan hadits— seorang parawi hadits jika berkunjung ke obyek wisata, status hadits yang diriwayatkannya menjadi dhaif. Ampun…!!
Saya kaget, kok begitu cap yang diberikan masyarakat? Mungkin ada benarnya, melihat beberapa oknum melakukan hal-hal yang melanggar norma di tempat dimaksud. Hal itu saya kira sangat bijak jika dikembalikan kepada masing-masing individunya saja, mengingat di tempat-tempat suci pun rawan kemaksiatan, misalnya di suatu masjid yang saya tahu, pernah kehilangan uang (kas amal jariah), isi kotak amalnya raib digondoli maling pada siang bolong lagi.
Seiring perjalanan waktu, dengan semakin baiknya masyarakat dalam menata peradabannya dan semakin dalam meresapi pesan agamanya, paradigma negatif itu sudah pudar secara perlahan sehingga memunculkan kesan baru bahwa berkunjung ke tempat-tempat wisata seakan-akan “sunnah”, karena masyarakat sudah mampu menyandarkan motifnya untuk ibadah dengan menghayati keindahan ciptaan Tuhan dan keragaman fenomena sosial sebagai anugerah Tuhan yang sangat indah dan penuh makna.
Banyak ayat Al-Qur’an secara tersurat maupun tersirat menganjurkan manusia untuk berwisata sehingga hati mereka tersentuh menjiwai kebenaran, keagungan dan keindahan ayat-ayat Tuhan yang terbentang di jagat raya ini maupun dalam diri mereka sendiri sehingga meneguhkan hatinya tentang kebenaran Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ .
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS. Fushshilat [41]: 53).

Ayat-ayat Tuhan yang terbentang di alam semesta ini akan berarti dalam menggugah kesadaran setiap manusia manakala mereka berusaha memanfaatkan segala potensi pancainderanya. Dalam konteks pembahasan ini, manusia semakin mesra dengan Tuhannya apabila mereka beranjak menuju obyek-obyek wisata. Karena aktivitas kehidupan dunia ini diciptakan oleh Tuhan bersifat dinamis dan global. Dunia ini tak sesempit daun kelor. Manusia harus menemukan jati diri dan aktualisasi dirinya sehingga nasib hidupnya tak seperti katak dalam tempurung dan tak bagaikan lalat dalam toples kaca.
Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh wisatawan adalah motifnya dalam berwisata, sebagaimana sedikit disentil di atas. Karena tentu banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa berwisata pada hakikatnya jika dilihat dari kacamata tasawuf memiliki makna yang signifikan untuk kemajuan hidupnya lahir batin. Jika motif mereka sekadar ingin berlibur, latah, menghabiskan sekian banyak uang recehan dan motif tak jelas lainnya, tentu aktivitas liburannya sekadar refreshing sebentar, ikut-ikutan orang lain dan menghabiskan sekian banyak pundi-pundi rupiah, setelah itu tidak memiliki pengaruh perubahan spiritual dan kedewasaan sosial. Gambaran kondisi berwisata seperti itu tergolong dilakukan oleh orang-orang dengan tingkat kualitas dirinya masih rendah. Oret-oretan sederhana ini mengajak kita untuk menjadi wisatawan yang berkualitas tinggi.
Sebelum berpatualangan, kita tentu menyiapkan berbagai bekal. Semakin jauh perjalanan yang akan kita tempuh semakin banyak pula bekal yang harus kita siapkan. Modal utama manusia dalam melakukan safar adalah persiapan bekal dengan berbagai macamnya. Pada era kekinian hal utama yang kita cek kembali ketika dalam detik-detik keberangkatan setelah meluruskan motif (niat) adalah dompet dan isinya (uang, ATM yang ada saldonya), HP lalu dilanjutkan membaca basmalah dan doa perjalanan.
Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang
Ada kisah hikmah seorang penguasa cerdas dan zuhud yang patut kita simak dengan saksama sebagai bahan permenungan dalam penutupan tahun 2019 berikut ini.
Abdul Aziz bin Abdullah al-Humaidi dalam bukunya, Umar bin Abdul Aziz: Sosok Pemimpin Zuhud dan Khalifah Cerdas menorehkan kisah dari Ibnu Abdul Hakim bahwa suatu ketika Umar bin Abdul Aziz bersama Sulaiman bin Abdul Malik pergi berwisata. Setibanya di obyek wisata yang dituju, masing-masing mengeluarkan bekal makanan yang dibawa dan masuk ke dalam ruangan yang telah disiapkan. Kebetulan Sulaiman sekamar dengan Umar. Tiba-tiba keberadaan Umar tidak diketahui oleh Sulaiman. Sulaiman yang pada waktu itu menjabat sebagai khalifah memerintahkan pengawalnya untuk mencari. Sang pengawal menemukan Umar sedang berada di bawah pohon dan bersedih.
Berita itu kemudian disampaikan kepada Sulaiman. “Apa yang membuatmu sedih wahai Umar?” tanya Sulaiman. “Yang membuatku sedih adalah aku ingat hari kiamat nanti. Siapa yang membawa bekal maka akan mendapatkan bekalnya, sedangkan aku sekarang tidak membawa bekal maka aku tidak bisa makan,” jawab Umar.
Demikian kecerdasan dan kecepatan Umar mengaitkan situasi yang dia alami dengan kondisi besok pada hari kiamat. Saat itu ia tidak bisa mengeluarkan bekal karena dia tidak membawa, sedangkan teman-temanya mengeluarkan bekal yang mereka bawa. Pikiran Umar lebih cepat terpental menangkap sinyal peristiwa mahadahsyat yang akan terjadi kelak daripada meminta bekal kepada Sulaiman.
Begitulah hati yang bersih selalu ingat keadaan akhirat, terutama saat sedang sulit. Ketika riang gembira di obyek wisata yang eksotis, terbesit dalam lubuk hatinya suatu tanya, akankah kelak ia meraih surga yang keindahannya sungguh tak mampu dibayangkan oleh siapa pun di dunia ini.  Hatinya mampu memaknai kesementaraan sebagai bekal menuju keabadian. Sementara, hati yang buram akan lupa diri dan lupa daratan. Kenikmatan dunia disangka kesenangan di atas segala-galanya, padahal hakikatnya, kata Al-Qur’an, tiadalah kehidupan dunia itu kecuali sekadar perhiasan yang menipu. Banyak manusia yang terlena dan terpana hingga melupakan kenikmatan dan kepedihan akhirat yang tak bertepi lagi.
La haula wala quwwata illa billah. Tiada daya dan upaya hamba ini untuk meraih yang terbaik kecuali dengan pertolongan Allah.
Wallah a’lam bis shawab.
***
Sumenep, 28 Desember 2019

Friday, December 20, 2019

TIPS MEMPUNYAI ANAK SHALIH DAN SHALIHAH

M. Riziq

Tentang Peresensi

M. RIZIQ, lahir di Langgar Sabidak, Sentol Daya, Pragaan, Sumenep pada tanggal 24 Desember 2004. Riwayat pendidikannya dimulai dari RA Miftahul Huda, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep (lulus 2008), MI Miftahul Huda, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep (lulus 2016) dan sekarang ia duduk di bangku kelas IX (Sembilan) MTs Al-Wathan, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep. Jabatannya di OSIS sebagai Koordinator Bidang Jurnalistik (2017-2018). Saat ini dia tinggal di Langgar Sabidak, Sentol Daya, Pragaan, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Dia bisa di hubungi lewat facebook : Riziq Ar-Rahim atau lewat No. HP atau WA : 085257463416.


Judul Buku : Bahagianya Punya Anak Shalih dan shalihah
Penulis : Masykur Arif
Penerbit : Saufa
Cetakan : Pertama, 2015
Kota Terbit : Bangutapan, Yogyakarta
Tebal Buku : 2008
Peresensi : M. Riziq

Anak shalih dan shalihah adalah dambaan bagi setiap orang tua dan merupakan harta yang sangat berharga yang tidak hanya berguna di dunia tetapi juga di akhirat nanti. Selain itu, anak shalih dan shalihah juga dapat menjadi penolong kedua orang tuanya dan orang lain dari kesusahan hidup di dunia maupun di akhirat.

Buku yang berjudul Bahagianya Punya Anak Shalih dan shalihah ini, merupakan buku yang di tulis oleh Masykur Arif yang isinya betapa bahagianya dan sangat berharganya mempunyai anak shalih dan shalihah.

Shalih dan shalihah dapat ditunjukkan kepada seseorang yang bersungguh-sungguh dan senantiasa dalam menjalankan ibadah, beriman, bertakwa, bertingkah laku baik, berakhlak mulia dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Seiring perkembangan teknologi dan penelitian terhadap anak, kini cara untuk mencetak anak shalih dan shalihah tidak hanya dilakukan ketika terlahir, tetapi juga sejak ada dalam kandungan.

Menurut Baihaqi, mendidik anak dapat dilakukan sejak dalam kandungan, tidak hanya setelah terlahir ke dunia saja. Maksudnya, mendidik anak itu, bagi setiap orang tua haruslah mendidik anaknya saat masih ada dalam kandungan dengan didikan yang baik karena anak yang ada dalam kandungan dapat menyerap suatu tingkah atau akhlak yang dilakukan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, mendidik anak itu sangatlah penting bagi setiap orang tua, baik di saat berada dalam kandungan maupun setelah dilahirkan (hlm. 43). Sebagaimana yang diteguhkan melalui ayat suci Al-Qur’an, yang artinya, “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan dari tanah. Kemudian, Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina. Kemudian, Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh dan Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajadah [32]: 7-9) (hlm. 45-46).

Kita dapat mengetahui bahwa sejak dalam kandungan, tepatnya ketika diberikan ruh oleh Allah SWT janin dapat merespons rangsangan dari luar. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya indera, seperti pendengaran, penglihatan dan hati.

Semula, janin dalam kandungan dibentuk oleh air mani yang membuahi ovum. Selama pembuahan, janin menuju bentuk yang sempurna dalam proses penyempurnaan tersebut, Allah memberkahi janin tersebut dengan ruh atau nyawa yang membuatnya hidup. Kemudian, janin tersebut mengalami perkembangan-perkembangan hingga menjadi seorang bayi yang dapat merespons rangsangan di sekitarnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Lalu, Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani tersebut Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah tersebut Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging tersebut kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah Pencipta yang paling baik." (QS. Al-Mu’minun [23]: 12-14) (hlm. 47).

Terkait firman Allah di atas, ada tiga tahapan waktu dalam penciptaan manusia, yaitu sebagai berikut. Pertama, kehamilan berbentuk sperma yang menempel di dinding rahim selama 40 hari, yaitu sekitar enam minggu yang berarti satu setengah bulan.

Kedua, sperma berkembang menjadi daging selama 40 hari yang berarti enam minggu kedua atau sama dengan 12 minggu yang berarti tiga bulan.

Ketiga, daging tersebut berkembang menuju bentuk yang sempurna selama 40 hari yang berarti enam minggu ketiga atau selama 18 minggu, sama dengan empat setengah bulan. Kemudian Allah SWT mengutus malaikat untuk meniupkan ruh.

Menurut penafsiran Baihaqi, jika masa kehamilan berlangsung selama kurang lebih sembilan bulan, maka sekitar separuh masa kehamilan (4,5 bulan) anak dalam kandungan belum mempunyai ruh. Sementara 4,5 bulan selanjutnya, janin tersebut sudah memiliki ruh. Artinya, sudah hidup dalam kandungan dan dapat merespons segala stimulus yang diterimanya. (hlm. 49). Oleh karena itu, mencetak anak shalih dan shalihah sejak dalam kandungan sangatlah penting karena seorang anak dalam kandungan bisa menerima stimulus-stimulus yang datang kepadanya.

Terkait penafsiran yang sudah disebutkan sebelumnya, adapun respons yang diberikan oleh anak dalam kandungan ketika ia mendapat stimulus yang beragam baik yang didengarnya dari dalam maupun luar rahim, yaitu ada enam hal sebagai berikut :

Pertama, mendengarkan suara. Menurut Shahidullah dan Hepper sebagaimana yang dikutip oleh Yesie, kemampuan mendengar anak dalam kandungan dimulai sekitar 16 minggu setelah pembuahan pada minggu ke-16, anak dalam kandungan sangat reseptif terhadap suara ibunya. Sebab, suara ibu lebih dekat dan kuat ketimbang suara-suara yang datang dari luar rahim. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika anak dalam kandungan selalu diperdengarkan suara yang baik. Sebab, suara yang baik dapat membentuk mental anak menjadi shalih maupun shalihah. Begitu pula sebaliknya, yakni jika anak sering mendengarkan suara yang tidak baik (buruk), itu bisa membentuk mental anak menjadi kasar dan keras (hlm. 54).

Kedua, merasakan sentuhan. Menurut Yesie, hubungan antara ibu dan anak yang berada dalam kandungan memang berbeda, tetapi saling berkaitan. Artinya, segala yang dirasakan oleh ibu dapat juga dirasakan oleh anak yang ada dalam kandungannya. Oleh karena itu, sentuhlah janin (perut) anda dengan kelembutan dan penuh kasih sayang. Sebab, sentuhan tersebut akan membentuk anak shalih maupun shalihah.

Ketiga, mencari posisi yang lebih nyaman. Ketika janin memasuki bulan kelima dalam kandungan, ia mampu memosisikan dirinya agar lebih nyaman dalam ruang rahim. Artinya, bahwa janin sudah mempunyai kemampuan untuk mengubah posisinya dalam rahim. Hal itu pun dapat dirasakan bahwa janin dalam kandungannya melakukan gerakan.

Keempat, melihat. Selama ini, kita beranggapan bahwa rahim tidak dapat dimasuki cahaya sehingga gelap. Padahal kenyataannya tidak begitu, dalam rahim ibu terdapat cahaya yang tidak tersaring sehingga mampu menembus jaringan dalam rahim. Ketika melihat cahaya masuk ke dalam kandungan, anak akan menunjukkan peningkatan aktivitas motoriknya dan percepatan denyut jantung atau berbalik ke arah cahaya. Sebab, kelopak mata anak dalam kandungan mulai membuka sekitar 20 minggu usia kelahiran.

Kelima, mengecap. Pada usia 12 minggu, anak dalam kandungan sudah mulai mengecap atau dapat merasakan rasa, seperti manis, pahit, asam dan asin. Anak dalam kandungan tersebut dapat merasakan rasa, karena ada rasa yang hadir dalam cairan ketuban.

Keenam, mencium bau. Anak dapat merasakan aroma karena cairan ketuban yang mengandung bermacam-macam zat wangi yang terus berubah-ubah, tergantung dengan jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibunya. Sehingga, anak dalam kandungan tersebut dapat mengingat aroma yang sering dirasakannya dan menentukan selera makanannya sejak dalam kandungan (hlm. 54-58).

Setelah mengetahui respons anak dalam kandungan yang sudah disebutkan sebelumnya. Selain itu, ada sembilan tips atau cara mencetak anak shalih dan shalihah dalam kandungan, yaitu sebagai berikut :
Pertama, memperkenalkan Al-Qur’an. Untuk memperkenalkan Al-Qur’an terhadap anak dalam kandungan, orang tua harus sering membaca Al-Qur’an, baik dalam fase kandungan bahkan sampai fase kelahiran. Dengan membaca Al-Qur’an, anak dalam kandungan dapat menyerap hal-hal positif dan karunia-karunia Al-Qur’an. Dengan begitu, Insya Allah harapan kita untuk mempunyai anak shalih dan shalihah akan terwujud (hlm. 69).

Kedua, melalui shalat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa hukum mengerjakan shalat lima waktu bagi umat Islam yang berakal adalah wajib. Dengan demikian, ibu hamil juga memiliki kewajiban untuk melakukan shalat lima waktu. Dengan melaksanakan shalat fardhu tersebut, ibu hamil tersebut mendapatkan ketenangan jiwanya tetapi juga kesehatan dalam perutnya. Sehingga, ia menjadi anak yang shalih maupun shalihah.

Ketiga, melalui dzikir. Dzikir dapat diamalkan di berbagai tempat. Bagi ibu hamil, dzikir sangatlah penting, karena ibu hamil yang sering berdzikir akan membuatnya menjadi wanita yang kuat, optimis dan percaya diri. Sehingga, anak dalam kandungannya akan selalu sehat, cerdas dan kelak menjadi anak yang shalih maupun shalihah.

Keempat, dengan amalan Asmaul Husna. Seorang ibu hamil yang mengamalkan Asmaul Husna, ia akan mendapatkan ketenteraman jiwa, hati, rasa optimis menjalani masa kehamilan dan sehat secara lahir dan batin. Dengan begitu, si ibu telah mengajarkan tauhid kepada anak dalam kandungannya. Sehingga, ketika anak dilahirkan, ia membawa sifat-sifat Asmaul Husna.

Kelima, melalui doa. Berdoa bagi ibu hamil sangatlah penting untuk keinginan memperoleh anak shalih maupun shalihah. Oleh karena itu, hendaklah orang tua harus berdoa secara khusyuk dan bersungguh-sungguh dalam berdoa agar mereka dikaruniai anak shalih maupun shalihah.

Keenam, melalui musik. Menurut Boethius, musik sebagian dari kehidupan manusia yang memiliki pengaruh positif dan negatif. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus selektif memilih musik untuk diperdengarkan kepada anak dalam kandungan. Khususnya kepada ibu, hendaklah meniatkan mendengarkan musik sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT sehingga ketika anak dilahirkan ia membawa kecerdasan dan menjadi anak shalih maupun shalihah.

Ketujuh, melalui makanan dan minuman yang halal. Hendaknya kita cermat dalam memilih kehalalan makanan dan minuman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil yang sedang hamil. Oleh karena itu, karena makanan dan minuman yang halal tersebut bermanfaat bagi pertumbuhan dan fisik anak dalam kandungan juga bermanfaat bagi jiwanya, begitu juga terhadap si ibu. Artinya, anak yang mendapatkan asupan makanan dan minuman yang halal dari ibunya, akan memiliki jiwa yang sehat, baik, dan tumbuh menjadi pribadi yang shalih maupun shalihah.

Kedelapan, dengan akhlak mulia. Terhadap anak yang ada dalam kandungannya, sang ibu harus mengajarkan akhlak yang mulia atau tingkah laku yang baik, karena ibu merupakan teladan bagi anak yang ada dalam kandungannya. Baik seluruh aktivitas maupun semua tingkah laku sang ibu. Oleh karena itu, akhlak mulia perlu ditanam dalam hati dan diri seorang ibu hamil. Sebab, saat menjalin masa kehamilan, ibu hamil kesulitan mengontrol emosinya. Oleh karena itu, pemeliharaan akhlak mulia dapat membuat anak kelak menjadi anak yang shalih maupun shalihah.

Kesembilan, melalui kebersamaan keluarga. Kebersamaan keluarga harus selalu terpelihara, terutama ketika seorang ibu hamil menjalani masa kehamilannya. Sebab, kebersamaan merupakan kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan, kebahagiaan dan keharmonisan keluarga. Dengan begitu, anak yang ada dalam kandungan sang ibu akan cepat merespons segala hal yang berkaitan dengan anggota keluarga. Selain itu, kebersamaan itu akan mendatangkan kehangatan cinta dari seluruh anggota keluarganya kepada ibu hamil dan anak dalam kandungannya. Tidak hanya itu saja, kebersamaan keluarga juga akan mendatangkan kehangatan cinta yang dapat meminimalisasi timbulnya trauma dan stres kepada si ibu dan anak dalam kandungannya. Sehingga, akan terjadi peningkatan semangat dan kepercayaan diri pada si ibu hamil. Oleh karena itu, setiap anggota keluarga hendaklah meningkatkan kebersamaannya seseringn mungkin. Sehingga anak yang terlahir dalam suatu keluarga menjadi anak yang shalih maupun shalihah (hlm. 69-200).

Demikian penerapan tentang bagaimana tips mempunyai anak shalih dan shalihah sehingga anak yang kita inginkan untuk menjadi anak yang shalih dan shalihah akan terwujud hingga membahagiakan hati orang tuanya. Penjelasan di atas sudah cukup lugas untuk menggambarkan isi buku ini. Kelebihan lain dari buku ini, bahasannya tidak terbelit (ringkas), komunikatif dan penjelasannya juga mudah dipahami. Sehingga, siapapun yang membacanya akan lebih mudah memahaminya. Tidak hanya itu, buku ini juga bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits, dan buku ini juga diperkaya dengan pendapat ulama dan para ahli, sehingga kebenarannya tidak diragukan lagi.

***

Tentang  Penulis

MASYKUR ARIF, M.Hum., lahir di Bondowoso, Jawa Timur. Pendidikan pertama ditempuh di tanah kelahirannya. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke PP. Annuqayah, Guluk-Guluk Sumenep, Madura. Ia juga alumni Fakultas Ushuludin, Jurusan Teologi dan Pemikiran Islam, serta mendapat gelar Magister Humaniora Konsentrasi Filsafat Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Beberapa buku karyanya yang telah diterbitkan antara lain, Rahasia Kecerdasan Ali bin Abi Thalib Si Super Genius (DIVA Press, 2013), Renungan-Renungan Islam Harian untuk Bapak/Suami (DIVA Press, 2011), Pertanyaan-Pertanyaan Anak yang Tidak Bisa Dijawab oleh Orang Tua (Laksana, 2012), Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar-Mengajar (DIVA Press, 2011) dan beberapa buku lainnya. Ia bisa dihubungi di masy­-area@yahoo.co.id.
***
Catatan: Resensi ini merupakan tugas wajib bagi siswa kelas akhir MTs Al-Wathan tahun pelajaran 2018/2019. (MQ).

© 2019

Saturday, November 9, 2019

HINDARILAH MUNAFIK AGAR HIDUP MENJADI DAMAI


Oleh : Sitti Maisaroh *)

 
Sitti Maisaroh

Dari zaman ke zaman, ada beberapa orang yang memiliki sifat tidak terpuji, contohnya sifat munafik. Sifat tersebut sangatlah tercela, dan orang yang memiliki sifat itu tidak akan pernah bisa dipercaya oleh orang lain.

Menjadi orang munafik pada hakikatnya tidak akan pernah merasakan kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan, karena orang tersebut tidak akan memiliki teman dan akan dijauhi oleh orang-orang baik di sekitarnya. Sanksi sosial ini tentu sangat menghambat seseorang dalam mengisi hari-harinya dalam masyarakat.

Ada banyak orang yang sangat suka dengan pekerjaan di atas, tapi mereka tidak sadar terhadap bahaya yang akan ditimbulkannya. Selain bahaya sebagaimana telah dijelaskan di atas, ada juga bahaya yang bisa diderita mereka, misalnya sulit berpikir positif dan di akhirat kelak akan mendapat siksa neraka.

Sifat munafik bukan hanya dimiliki oleh orang-orang yang nyata-nyata jahat, tapi justru dimiliki oleh orang-orang yang pura-pura baik. Ibarat musuh dalam selimut, serigala berbulu domba, pagar makan tanaman dan peribahasa sejenisnya. Itulah bahaya sifat munafik, bisa mempedaya orang lain di sekitarnya yang menjadi sasaran kejahatan terselubungnya.

Agar kita tidak menjadi korban kemunafikan, kita harus mengenal indikasi (tanda-tanda) orang munafik, sebagaimana dijelaskan di dalam hadits Rasulullah SAW riwayat Sahabat Abu Hurairah.

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ . (رواه الشيخان)
Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat. (HR. Bukhari Muslim).

Solusi agar kita tidak terjerat sifat munafik dengan salah satu tanda-tanda di atas adalah pembiasaan diri untuk selalu berkata jujur, berjanjilah jika apa yang akan dijanjikan lebih mendekati kepastian dan jangan lupa ucapkan kalimat insya Allah. Kemudian peganglah amanah yang dipercayakan kepada kita sekalipun hal-hal yang remeh temeh. Misal, kita dipercaya sebagai ketua kelas, jalankanlah dengan baik. Justru bila seseorang bisa menjalankan amanah dari perkara kecil kemungkinan besar amanah yang berat akan bisa ia jalankan dengan baik. Sebaliknya, menyepelekan perkara kecil akan membuka peluang lebar untuk menyepelekan perkara besar.

Hidup di dunia yang super singkat ini dibutuhkan modal sosial yang baik. Karena tanpa itu, hidup seseorang nyaris tak bermakna. Keadaannya disesali oleh orang-orang sekitar dan kepergiannya diharap-harap. Sedangkan indikasi orang baik, kehadirannya dibanggakan dan kepergiannya selalu dikenang.

***

Sumenep, 21 September 2019

___________
*) Penulis adalah siswi kelas IX (sembilan) MTs Al-Wathan.

SAYANGILAH, HORMATILAH, DAN PATUHILAH ORANG TUAMU


Oleh : Tsuwaibatul Islamiyah *)

Tsuwaibatul Islamiyah

Kedua orang tua adalah orang yang menjadi sebab adanya kita, tanpa mereka kita tidak akan pernah ada di dunia. Ibu adalah orang yang telah mengandung kita selama 9 bulan dan telah melahirkan kita, sedangkan bapak adalah orang yang telah susah payah mencari nafkah untuk kita.

Ibu tak mengenal kata lelah dalam menjaga kita dari lahir ke dunia sampai kita tumbuh dewasa. Dan, seorang bapak selalu mendahulukan kepentingan anak-anaknya daripada dirinya.

Ibu dan bapak adalah seorang pahlawan bagi anak-anaknya. Mereka berusaha memberikan yang terbaik bagi kita dan memberikan rasa aman untuk kita.

Ibu bapak kita pantas dijuluki sebagai pahlawan, lebih-lebih seorang ibu, karena pengorbanan ibu saat melahirkan kita antara hidup dan mati. Seorang ibu rela mati saat melahirkan kita. Oleh karena itu, kita harus mengistimewakan seorang ibu sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
بِرُّالْوَالِدَةِ عَلَى الْوَالِدِضِعْفاَنِ
Kebaikan seorang ibu dua kali lipat dibandingkan kebaikan seorang bapak.

Seorang bapak pun tidak kalah pantas dijuluki sebagai pahlawan karena tanpa kerja keras seorang bapak mungkin kita tidak akan merasa aman, tenang dan kita tidak akan merasakan kebahagiaan.

Kita harus selalu mengingat segala pengorbanan mereka agar kita selalu bersyukur atas apa yang sudah mereka lakukan dan kita hendaknya mematuhi perintah-perintah mereka selagi perintah tersebut mengarah pada kebaikan.

Kita tidak boleh menyakiti hati kedua orang tua kita sekalipun dengan perkataan meremehkan dan kita harus selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka. Mendoakan kesehatan dan keselamatan mereka.

Kita harus menjadi anak saleh yang bisa menjadi penyelamat ibu bapak kita. Sebagaimana mereka menjadi pelindung dan pemberi rasa aman untuk kita.

Kita tidak boleh membentak atau berkata kasar kepada ibu bapak kita. Merekalah yang merawat dan membesarkan kita. Seharusnya kita menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita.

***

Sumenep, 20 September 2019
____________
*) Penulis adalah siswi kelas IX (sembilan) MTs Al-Wathan.

Monday, September 23, 2019

PEREMPUAN DALAM DUNIA DIGITAL


Oleh : Baizah, S.S *)

Baizah

Sosok perempuan cukup menarik untuk diperbincangkan, dari penampilannya, sikapnya bahkan keberadaannya. Secara kodrat, perempuan tetaplah perempuan; melahirkan dan menyusui, namun secara sosial, perempuan sudah mempunyai kesempatan yang cukup luas dan banyak menunjukkan kemampuan dirinya. Contohnya, dari sisi pendidikan, mereka sudah bisa mengenyam pendidikan selayaknya laki-laki, perempuan juga bisa melanjutkan kuliah dalam negeri dan luar negeri. Kemampuan mereka juga sudah tidak diragukan lagi, tidak hanya dalam pendidikan, tapi juga dalam dunia sosial, ekonomi, politik dan lain-lain. Terlepas dari sisi negatif yang masih sering dijadikan perdebatan dan perbincangan hangat.

Perjuangan RA. Kartini tempo dulu yang terkenal dengan semboyan "Habis gelap terbitlah terang” tidaklah sia-sia. Perempuan bisa menjadi seorang tenaga pendidik, baik di sekolah, universitas atau di lembaga lainnya. Perempuan bisa menjadi seorang menteri membantu kinerja preside, mislnya, di pemerintahan Bapak Jokowi saat ini. Mereka juga bisa pemimpin, misal, sebagai kepala daerah, baik sebagai bupati, wali kota, gubernur atau jabatan lainnya. Bahkan yang menarik, perempuan di era milenial ini, banyak di antara mereka sudah mulai berpikir cerdas, mereka tidak hanya pandai menulis status galau di Facebook, WA atau Story IG., tapi mereka sudah mulai menjadi seorang wirausaha dengan gadget yang mereka miliki.

Hidup di desa tentunya tidak menjadi halangan bagi perempuan untuk memanfaatkan perkembangan digital saat ini. Selagi internet masih bisa dijangkau, kenapa tidak. Adanya online shope memberikan banyak kesempatan kepada mereka kaum perempuan untuk berjualan. Cara yang digunakan mereka tentunya tidak perlu membawa bakul sambil berteriak ke sana ke mari mendatangi orang-orang untuk menjajakan dagangannya. Mereka cukup klik, sudah bisa melakukan transaksi jika ada konsumen yang berminat membeli barang dagangannya. Hal ini merupakan kesempatan besar bagi mereka untuk tidak repot mencari pekerjaan ke luar rumah. Mereka sudah mendapatkan penghasilan dan bisa menunjukkan kemandiriannya.

Berdasarkan contoh di atas bukan berarti perempuan hanya bisa beraktivitas dalam satu bidang tertentu, tetapi mereka juga bisa mengembangkan prestasi mereka dengan menuangkan ide-ide kreatif mereka melalui dunia digital. Jadi, tak perlu resah dan gelisah menjadi perempuan dan tak perlu ketakutan, karena kita mempunyai kesempatan yang sama menjadi perempuan kreatif, produktif dan inovatif.

Salam hangat dari perempuan desa untuk perempuan Indonesia.

Sumenep, 23 September 2019

________________
*) Penulis adalah alumni MTs Al-Wathan. Sarjana Sastra Inggris UTM Bangkalan.


Silakan klik tautan berikut untuk menyimak pitutur siswa tentang film The Santri:
https://www.youtube.com/watch?v=k4ryIX-va1k