Oleh : Sitti Maisaroh *)
Dari zaman ke zaman, ada beberapa orang yang memiliki
sifat tidak terpuji, contohnya sifat munafik. Sifat tersebut sangatlah tercela,
dan orang yang memiliki sifat itu tidak akan pernah bisa dipercaya oleh orang
lain.
Menjadi orang munafik pada hakikatnya tidak akan
pernah merasakan kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan, karena orang tersebut
tidak akan memiliki teman dan akan dijauhi oleh orang-orang baik di sekitarnya.
Sanksi sosial ini tentu sangat menghambat seseorang dalam mengisi hari-harinya
dalam masyarakat.
Ada banyak orang
yang sangat suka dengan pekerjaan di atas, tapi mereka tidak sadar terhadap bahaya
yang akan ditimbulkannya. Selain bahaya sebagaimana telah dijelaskan di atas, ada
juga bahaya yang bisa diderita mereka, misalnya sulit berpikir positif dan di
akhirat kelak akan mendapat siksa neraka.
Sifat munafik bukan hanya dimiliki oleh orang-orang yang
nyata-nyata jahat, tapi justru dimiliki oleh orang-orang yang pura-pura baik. Ibarat
musuh dalam selimut, serigala berbulu domba, pagar makan tanaman dan peribahasa
sejenisnya. Itulah bahaya sifat munafik, bisa mempedaya orang lain di sekitarnya
yang menjadi sasaran kejahatan terselubungnya.
Agar kita tidak menjadi korban kemunafikan, kita harus
mengenal indikasi (tanda-tanda) orang munafik, sebagaimana dijelaskan di dalam
hadits Rasulullah SAW riwayat Sahabat Abu Hurairah.
آيَةُ الْمُنَافِقِ
ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ
خَانَ . (رواه الشيخان)
Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia
berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat. (HR.
Bukhari Muslim).
Solusi agar kita
tidak terjerat sifat munafik dengan salah satu tanda-tanda di atas adalah
pembiasaan diri untuk selalu berkata jujur, berjanjilah jika apa yang akan dijanjikan
lebih mendekati kepastian dan jangan lupa ucapkan kalimat insya Allah. Kemudian peganglah
amanah yang dipercayakan kepada kita sekalipun hal-hal yang remeh temeh. Misal, kita dipercaya sebagai ketua kelas, jalankanlah dengan baik. Justru
bila seseorang bisa menjalankan amanah dari perkara kecil kemungkinan besar
amanah yang berat akan bisa ia jalankan dengan baik. Sebaliknya, menyepelekan
perkara kecil akan membuka peluang lebar untuk menyepelekan perkara besar.
Hidup di dunia yang super
singkat ini dibutuhkan modal sosial yang baik. Karena tanpa itu, hidup seseorang
nyaris tak bermakna. Keadaannya disesali oleh orang-orang sekitar dan kepergiannya
diharap-harap. Sedangkan indikasi orang baik, kehadirannya dibanggakan dan
kepergiannya selalu dikenang.
***
Sumenep, 21 September 2019
___________
*)
Penulis adalah siswi kelas IX (sembilan) MTs Al-Wathan.
No comments:
Post a Comment