Monday, December 17, 2018

BIMBINGAN TUGAS AKHIR UNTUK KELAS AKHIR


Salah satu keharusan bagi semua mahasiswa adalah melakukan penelitian sebagai tugas akhir yang dipublikasikan dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa skripsi untuk S1, tesis untuk S2 dan disertasi untuk S3. Tugas ilmiah semacam ini merupakan kewajiban minimal bagi insan akademis untuk mematangkan intelektualitasnya sebelum mereka dinobatkan sebagai sarjana, magister atau doktor di bidangnya.

MTs Al-Wathan, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep, Jawa Timur memiliki inisiatif kuat untuk memberikan bekal kepada para siswanya dalam hal keterampilan menulis. Selain menggulirkan media kreasi siswa berupa Majalah Dinding (Mading), buku harian, juga memberikan tugas akhir kepada siswa kelas akhir berupa resensi buku.


Senin, 17 Desember 2018 MTs Al-Wathan mengadakan bimbingan general meliputi pembagian pembimbing, alokasi waktu dan pemberian buku panduan. Tujuan dari program resensi ini untuk memberikan pengalaman menulis kepada para siswa sejak dini dengan harapan mereka kelak mumpuni dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Tidak ada ceritanya alumni MTs Al-Wathan memesan makalah dan tugas akademik lainnya kepada orang lain gara-gara miskin pengalaman menulis. Harapan pula, mereka kelak menjadi alumni yang produktif menulis buku demi membangun peradaban yang lebih maju dan mulia.



Karya tulis merupakan salah satu media amal jariah. Gagasan yang tertulis lebih awet umurnya daripada penulisnya. Sejarah telah terang benderang membuktikannya. Pemikiran Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i, Imam Hambali, Imam Ghazali dan lainnya bisa awet sampai sekarang karena gagasan mereka terpublikasikan. Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah."

Tugas resensi ini sudah bisa dibilang sukses. Karena beberapa tahun terakhir ini dapat terlaksana dengan relatif lancar, walaupun awal-awalnya seakan-akan jatuh bangun, namun pada akhirnya geliat kreatif menulis mulai mentradisi di kalangan siswa.


Keterampilan menulis di kalangan siswa terbilang langka. Sulit bersemi di madrasah pedesaan. Entah kalau di perkotaan. Diakui atau tidak, keterampilan menulis tak mudah tumbuh. Tak segampang membalikkan telapak tangan. Tak senikmat menyantap semangkok bakso. Tak seringan menghisap sebatang rokok. Tak semantap menyeruput secangkir kopi. Tapi membutuhkan ketelatenan, daya upaya, peras keringat, banting tulang dari segenap guru untuk mewanti-wanti anak didiknya guna menumbuhkan hobi literasi. Khususnya guru inspriratif, bukan sekadar guru kurikulum.


Pemberian tugas resensi bagi kelas akhir di MTs Al-Wathan ini diimbangi dengan kesiapan pihak pengelola madrasah, khususnya Kepala Madrasah, Guru Bahasa Indonesia dan PKM Kurikulum untuk memberikan bimbingan kepada para siswa, menyedian buku panduan penulisan dan buku yang akan diresensi sehingga siswa lebih mudah dalam menyelesaikan tugasnya secara cepat dan tepat.

Sulaiman meresensi buku Kaya Seperti Nabi Sulaiman
Prinsip yang dipakai MTs Al-Wathan sangat sederhana: "Karya yang baik adalah karya yang selesai." Bukan karya yang hebat tapi sebatas dalam angan-angan.

Tak semua orang bisa menulis, dan tak semua orang tidak bisa menulis. Tergantung pada orangnya dan lingkungannya. (MQ).
***

No comments:

Post a Comment