Fathorrahman |
Tentang Peresensi
FATHORRAHMAN, lahir Lembenah, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep, pada tanggal
22 November 2002. Riwayat pendidikan dimulai dari RA Miftahul Huda Tambak Batu,
Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep (lulus, 2009), MI Miftahul Huda (2015) dan
sekarang masih sekolah di MTs Al-Wathan, duduk di kelas IX (sembilan). Pengalaman
keorganisasian, di antaranya: Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) MTs
Al-Wathan, Jabatan, Pengurus Bidang Seni dan Budaya. Saat ini ia tinggal di
Lembanah, Larangan Perrerng, Pragaan, Sumenep. Ia bisa dihubungi lewat nomor HP.
085336093383 atau facebook Oonkz Sibabankz Tamvanz Jr.
***
Buku Ketika Ruh Dikembalikan |
Judul buku : Ketika ruh di kembalikan
Penulis : Rizem Aizid
Penerbit : Saufa
Cetakan : Pertama, 2015
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 208 halaman
Peresensi : Fathorrahman
Dalam buku yang
berjudul Ketika Ruh Di Kembalikan ini, menjelaskan bahwa mati (wafat,
meninggal) merupakan salah satu tahap kehidupan yang pasti akan dilalui oleh
semua manusia (makhluk hidup). Dengan kata lain, mati adalah takdir setiap makhluk
yang bernyawa. Rasullah SAW menegaskan dalam sebuah haditsnya, "Tidak ada
sesuatu yang dialami anak adam dari apa yang diciptakan Allah lebih berat daripada
kematian. Baginya kematian lebih ringan daripada apa yang akan dialami
sesudahnya." (HR. Ahmad).Hlm. 5.
Seorang anak adam
yang sudah mati akan menuju ke sebuah tempat (alam) baru setelah alam dunia,
yaitu alam barzakh atau disebut juga alam kubur. Di alam inilah, semua orang
yang sudah mati atau meninggal akan mengisi hari-harinya hingga datang sosok
malaikat Israfil yang akan meniup sangkakala, pertanda hari kebangkitan akan
segera dimulai. Orang-orang yang sudah mati akan memasuki alam lain, yaitu alam
akhirat yang hanya memiliki dua tujuan abadi, yaitu: surga dan neraka.
Sudah menjadi
pengetahuan umum bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT
yang paling sempurna dan yang paling mulia. Kesempurnaan dan kemuliaan manusia
itu bahkan tidak bisa ditandingi oleh makhluk-makhluk lainnya, baik yang ada di
dunia maupun di akhirat. Itu artinya, selain Allah SWT., manusialah yang paling
sempurna dan paling mulia. Karena kesempurnaan itulah, manusia kemudian diberi
gelar khalifatullah atau mandataris Allah di muka bumi.
Dunia adalah
tempat kita menanam amal kabaikan agar supaya kelak di alam barzakh kita merasa
tenang sebab amal-amal semenjak di dunia. Apabila semasa di dunia kita
melakukan amal kejelekan, maka di alam kubur tidak akan merasakan ketenangan.
Di dalam dunia,
manusia mendapatkan tugas dari Allah SWT., yaitu ibadah. Alam dunia adalah
tempat ujian bagi semua manusia. Di dunia manusia tidak dilarang untuk menikmati
kehidupan duniawi. Hanya perlu dipahami bahwa dunia ini tempat berbakti, tetapi
penuh dengan berbagai tipu daya.
Ada yang
mengatakan bahwa dunia hanyalah bersifat sebagai tempat persinggahan, sebab
pada hakikatnya dunia adalah alam persiapan menuju alam akhirat yang kekal dan
abadi. Oleh karena itu, kesempatan bagi manusia untuk memperoleh kebahagian di
alam akhirat harus mempersiapkannya di alam dunia. Karena manusia di dunia
hanya hidup sekali. Tidak akan ada kesempatan hidup di dunia yang kedua kali,
maka manusia wajib mencari bekal untuk menuju alam selanjutnya, yaitu dengan
cara kita harus beribadah kepada Allah, menjalankan perintah-Nya, dan menjahui
larangan-Nya.
Sebelum kita
sampai pada alam kekal abadi, terlebih dahulu semua manusia akan mampir ke alam
barzakh yang mana alam ini penuh dengan kegelapan, atau disebut juga alam
kubur. Di dalam kubur, tiada teman yang akan menemani kita kecuali amal-amal
kita semasa di dunia.
Peristiwa buruk
yang akan dialami oleh ruh dan jasad kita adalah ditempatkan di tempat yang
sangat gelap dan seram. Itu artinya, ruh dan jasad orang mati yang sewaktu di
dunia senantiasa berbuat maksiat dan berpaling dari perintah-Nya hanya akan
menemukan kegelapan dan keseraman alam kubur, tidak ada sedikitpun cahaya yang
akan meneranginya. Gelap dan seramnya alam kubur merupakan salah satu bentuk
siksa atau azab kubur bagi orang-orang yang tidak patuh terhadap perintah-Nya.
Kegelapan di alam
kubur ini pernah dirasakan oleh seorang ulama dan penulis tafsir Majma'al Bayan
bernama Amin al-Islam Fadhl nin Hasan Thabarsi. Ia pernah meninggal dan hidup
lagi. Peristiwa ini terjadi pada tahun 542 atau 548 H. Ia meninggal karena
terkena serangan jantung. Namun ajaibnya, setelah dikubur selama berabad-abad,
jasadnya masih dalam keadaan utuh.
Pada suatu
ketika, Thabarsi tiba-tiba tersadar di alam kubur. Beliau pun menghadap Allah SWT
Yang Maha Pengasih dan bernazar bahwa jika beliau dapat bebas dari gelapnya
liang kubur dan mendapatkan keselamatan, maka beliau akan menulis tafsir.
Akhirnya, doa beliau terkabulkan oleh Allah SWT lewat seorang pencuri kain
kafan beliau. Maka, beliau pun terbebas dari gelapnya liang kubur dan
memberikan hadiah yang banyak kepada si pencuri itu. Sejak saat itu si pencuri
itu pun bertaubat setelah melihat kejadian yang menimpa dirinya itu. Sejak saat
itu, Thabarsi pun melaksanakan nazarnya, yaitu menulis tafsir yang di kenal Majma'al
Bayan sebanyak sepuluh jilid berbahasa Arab. Apa yang dialami Thabarsi
merupakan suatu bukti bahwa liang kubur itu sangat gelap gulita, saking
gelapnya, Thabarsi tidak bisa melihat apapun. Selain gelap, di alam kubur
sangatlah menyeramkan. Seramnya alam kubur ini sudah dapat dilihat dari
peristiwa Thabarsi. Selain itu, yang menambah seramnya alam kubur tidak ada
cahaya di dalamnya kecuali bagi orang-orang yang beruntung. (hlm. 82-83).
Salah satu
peristiwa buruk yang akan dialami oleh manusia di alam kubur adalah mulutnya
akan dirobek-robek hingga hancur berantakan, kemudian dikembalikan lagi seperti
semula. Lalu dirobek-robek kembali sampai hancur, begitu seterusnya sampai hari
kiamat tiba. Mengenai peristiwa buruk ini, Rasulullah SAW menegaskan dalam
sabdanya sewaktu bertanya kepada Jibril dan Mikail. Rasulullah SAW berkata
kepada Jibril dan Mikail, "Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku
lihat." Keduanya menjawab, "Adapun orang yang engkau lihat dirobek-robek
mulutnya dia adalah pendusta, dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu
dinukil darinya sampai tersebar luas, maka dia disiksa hingga siksaan tersebut
sampai hari kiamat." (HR. Al-Bukhari).
Tidak ada yang
lebih membahagiakan bagi seseorang yang meninggal dunia selain dari dikumpulkan
ruhnya bersama dengan ruh orang-orang yang beriman dan itu salah satu peristiwa
yang akan dialami oleh ruh dan jasad di alam kubur. Dengan dikumpulnya bersama
mereka maka kita pun mendapatkan hak mencicipi manisnya dalam kubur yang disediakan
oleh mereka. (hlm. 157).
Hal yang menarik
dari buku ini, yaitu pemaparan yang begitu jelas dan lengkap serta adanya
dalil-dalil yang menguatkannya. Baik berupa Al-Qur'an maupun yang bersumber
dari hadits.
Saya rasa buku
ini sangat cocok untuk dibaca oleh orang-orang untuk meneguhkan keimanannya tentang
kekusaan Allah sehingga mampu menghidupkan kembali hatinya yang sedang mati atau
imannya sedang. Oleh karena itu, buku ini cocok untuk semua golongan baik para
orang tua, anak remaja, ataupun anak kecil yang kepercayaannya masih dangkal. Dengan
hadirnya buku ini kita bisa mengetahui perbuatan apa saja yang menyebabkan kesengsaraan
kita di alam kubur. Apa penyebabnya dan bagaimana cara kita supaya terhindar
dari kesengsaraan tersebut.
Tetapi di balik
keunggulan-keunggulan tersebut, saya rasa buku ini memiliki kekurangan, seperti
adanya salah tulis. Misal, lumrahnya kata "khulafaur" di sini ditulis
"khalafaur" (hlm. 109). Kekurangan lainnya yaitu gambar sampul buku
kurang menarik dan komposisi warnanya begitu gelap. Sampul yang banyak diminati
pembeli adalah sampul yang berwarna cerah. Tapi kekurangan semacam itu tidak menurunkan
kualitas isi buku.
***
Tentang Penulis
RIZEM AIZID, lahir di Jember Jawa Timur, 26 Oktober 1987. Ia alumni Pondok Pesantren
Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Madura dan alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sejak kecil ia hidup dalam lingkungan religius. Ia menamatkan Sekolah Dasar (SD)
di Jember, setelah tamat SD ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren
Annuqayah sambil bersekolah formal di MTs 1 Annuqayah. Selepas dari MTs ia
melanjutkan di SMU Annuqayah. Selain di sekolah umum, ia juga secara bersamaan
mengikuti sekolah keagamaan, yakni sekolah diniyah. Dari pesantren ia
melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengambil Fakultas
Ushuluddin Studi Agama dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri(UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Selain kuliah, ia
aktif menulis resensi dan artikel di beberapa media massa di Indonesia, seperti
Media Indonesia, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Suara Karya
dan Jawa Pos. Tulisan-tulisannya telah banyak diterbitkan oleh sebuah penerbit
besar di Yogyakarta, seperti Misteri Alam Rahim(Flash Books, 2011), Tamparan-Tamparan
Super Pedas bagi yang Malas Shalat (Diva Press, 2011). Aktivasi Ilmu
Laduni (Diva Press, 2011), Siapakah Sebenarnya Ratu Balkis? (Sabil, 2011),
Pokok Kesalahan-kesalahan Umum dalam Umrah dan Haji (Diva Press, 2011), Waspadai
Dosa-dosa Besar Paling Sering Diremehkan Kaum Laki-laki (Laksana, 2011), Kesalahan-kesalahan
dalam Shalat Hajat yang Membuatmu Tidak Sukses (Diva Press, 2011), Kesalahan-kesalahan
Busana Shalat Penyebab Shalatmu Tidak Sah (Safirah, 2012), Meraih Cinta
Ilahi Melalui Taubat Nasuha (Pustaka Albana, 2012), Asmaul Husna untuk
Otak Kanan dan Kiri (Diva Press, 2012). Dahsyatnya Mu'jizat 13 Sunnah Nabi
(Sabil, 2013), Akibat-Akibat Fatal Meremehkan Shalat Taubat (Diva Press,
2013), Singa Padang Pasir Menerkam Amerika dan Sekutunya (Palapa, 2013),
Awas! Orang Tampan dan Cantik Masuk Neraka! (Diva Press, 2013), Ajaibnya
Surat Al-Qur'an Berantas Ragam Penyakit (Diva Press, 2013), Sehat dan
Kaya dengan Al-Fatihah (Diva Press, 2013), Yasiin, Tahlil, dan Ziarah
Kubur (Diva Press, 2013), Diguyur Rezeki (Diva Press, 2014) dan
sejumlah buku lainnya.
***
© 2018