Oleh Ulfatur Rahmah*)
|
Berfoto selfie itu baik saja karena dapat mengabadikan
momen-momen terindah bersama orang-orang sekitar kita dan meng-upload-nya
di facebook, WhatsApp dan lain semacamnya supaya saudara-saudara kita yang jauh
di sana bisa mengetahui keadaan kita sekarang.
Namun tak semua orang berselfie itu baik. Terkadang orang
berselfie tidak memperhatikan situasi dan kondisi. Misalnya, berselfie di pinggir
jalan raya. Sangat dikhawatirkan terkena cium atau sikut kendaraan yang lalu
lalang. Oleh karena itu, berhati-hatilah jika mau berselfie. Bergaya boleh saja
asal di tempat yang aman dan nyaman.
Sangat ironis pula, terkadang ketika saya buka
facebook, ada salah satu oknum santri dari pondok pesantren besar berselfie tanpa
mengenakan hijab dan aksi-aksi nakal lainnya lalu meng-upload-nya di
facebook atau media sosial lainnya. Hal itu mencoreng nama baik almamaternya. Semoga
saja santri-santri yang lain tidak mudah menirunya dan mudah-mudahan mereka
yang sudah berselfie dengan eksen nakal segera sadar.
Banyak di antara kita kecanduan berselfie sehingga
kehilangan rasa malu dan sungkan. Misalnya para pelajar kurang sopan terhadap
gurunya gara-gara berselfie. Gurunya sedang lewat di depannya, mereka enak saja
berselfie.
Sebuah pengalaman pribadi saya. Saya pernah berselfie dan
meng-upload-nya di history WhatApp saya. Ada salah satu teman saya mengomentarinya
dan menyuruh foto saya untuk dihapus. Menurutnya, jika suka berselfie dan terus
meng-upload-nya di facebook, WhatsApp atau lain, dia sama saja
memamerkan wajahnya di media sosial kan sudah melakukan perbuatan dosa.
Menurut saya, tidak semuanya dianggap berdosa dan tidak semuanya pula diperbolehkan.
Tergantung niat dan layak tidaknya foto kita diunggah di media sosial.
***
Sumenep, 30 Juli 2018
______________
*) Penulis adalah siswi kelas IX (sembilan) MTs
Al-Wathan.
No comments:
Post a Comment