Oleh : Musyarifah *)
Kebaikan perilaku seseorang tercermin dalam akhlaknya. Akhlak merupakan
tolok ukur kesempurnaan iman seseorang. Bahkan paling top iman seseorang
manakala ia memiliki akhlak terbaik, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad berikut.
اَكْمَلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِيْماَناً اَحْسَنَهُمْ
خُلُقاً . ( رواه أحمد ) .
Orang mukmin yang paling sempurna imannya
ialah yang paling baik budi pekertinya. (HR. Ahmad).
Iman dan budi pekerti adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan dan
keduanya memiliki dampak positif bagi seseorang. Dari urgennya akhlak, maka
visi terutusnya Rasulullah SAW ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan
akhlak manusia. Rasulullah SAW sendiri sebagai sosok panutan umat sepanjang
masa memiliki keagungan akhlak yang luar biasa sehingga Allah sendiri pernah memuji
akhlak beliau yang begitu indah, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an berikut
ini.
وَاِنَّكَ
لَعَلىَ خُلُقٍ عَظِيْمٍ . (القلم :4)
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam [68]: 4).
Disebutkan dalam sebuah riwayat, ketika beliau hijrah ke Thaif, sebelum
hijrah ke Madinah, beliau bukannya disambut dengan penuh ramah dan suka cita
sebagai Nabi Allah, tetapi justru beliau dilempari batu oleh orang-orang Thaif
sampai-sampai wajah beliau mengeluarkan darah, meskipun demikian beliau tidak
pernah marah bahkan beliau malah mendoakan mereka :
اَللهُمَّ
اهْدِيْ قَوْمِيْ فَاِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُوْنَ
Ya Allah, tunjukkanlah (beri hidayah)
kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.
Oleh karena itu, beliau memandang akhlak yang baik merupakan salah satu
kunci kesuksesan seorang pemimpin dan orang yang berakhlak mulia itu akan
memperberat timbangannya besok di akhirat. Sebagaimana sabda Nabi SAW berikut
ini.
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam
timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada budi pekerti yang baik. Sesungguhnya
Allah membenci orang yang keji dan buruk perkataannya." (HR. Tirmidzi).
Akhlak memang dapat dijadikan tolok ukur seseorang. Seorang pemimpin
akan kandas perjalanan kepemimpinannya ketika dia sudah melupakan budi pekerti yang
baik. Napoleon Bonaparte seorang jenderal perang yang disegani di Eropa, luas
kekuasaannya, akhirnya jatuh terjungkal dari kursi kekuasaannya akibat tergoda
seorang perempuan yang bernama Margaret Josephine.
Oleh karena itu, akhlak yang baik dibutuhkan bagi seseorang yang akan menjadi
pemimpin bangsa, bahkan bangsa itu sendiri, generasi mudanya haruslah mempunyai
budi pekerti yang baik, jika ingin bangsa tersebut tetap jaya dan disegani
bangsa-bangsa lain. Namun, jika sebaliknya, bila para generasi mudanya dilanda
krisis akhlak, suka minuman keras, perjudian, pergaulan bebas antara wanita dan
pria, maka tunggu saja kehancuran bangsa itu.
Suatu ketika Rasulullah ditanya tentang siapa yang paling banyak
memenuhi surga. Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA :
سُئِلَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ أكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ
؟ قاَلَ : تَقْوَى اللهِ وَحَسْنُ الْخُلُقِ... (رواه الترمذي) .
Rasulullah SAW ditanya tentang sesuatu
yang paling banyak memasukkan manusia ke surga. Beliau bersabda, "Takwa
kepada Allah dan budi pekerti yang baik." (HR. At-Tirmidzi).
Terkadang manusia mempunyai cita-cita untuk menjadi orang yang
dimuliakan dan dihormati oleh orang lain, karena itu, seseorang yang mempunyai
keinginan seperti itu harus lebih mengintrospeksi diri, mulai dari menguatkan
iman dan memperbaiki budi pekertinya, agar orang lain dapat menyimpulkan bahwa
orang itu dapat dijadikan panutan, lalu orang lain tidak segan untuk menghormati
kita. Tapi, jangan pernah kita mengerjakan semua itu hanya karena ingin
mendapatkan pujian orang lain, niatkanlah semua yang kita kerjakan semata karena
Allah.
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Ayyub bin Musa dari ayahnya dari
kakeknya bahwa Nabi SAW bersabda.
مَا
نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نُحْلٍ أفْضَلُ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ .
Tidak ada satu pemberian yang diberikan oleh
seorang ayah kepada anaknya yang utama daripada pemberian budi pekerti yang
baik.
Mereka para orang tua bertanggung jawab untuk membersihkan lidah
anak-anak dari kata mencela orang lain dan buruk sangka terhadap kawan-kawannya,
serta memperbaiki iman dan budi pekertinya agar sang anak tidak dijauhi
teman-temannya karena akhlak tercela yang dimiliki sang anak. Jika akhlak seseorang
sudah tertanam sejak kecil, maka ketika dewasa dia akan mudah mempraktekkannya
dalam kehidupan sehari-hari karena sudah terbiasa sejak kecil.
Wallah a'lam.
***
Sumenep, 21 September 2019
________
*) Penulis
adalah siswi kelas IX (sembilan) MTs Al-Wathan.
No comments:
Post a Comment