Saturday, September 14, 2019

PERCAYA DIRI DALAM MENULIS


Oleh : Dr. Ngainun Naim *)
 
Dr. Ngainun Naim

Percaya diri yang tinggi merupakan kunci sukses. Memang bukan satu-satunya penentu sukses, tetapi adanya rasa percaya diri yang tinggi menjadikan sukses lebih mungkin untuk terwujud.

Mereka yang memiliki rasa percaya diri rendah, kecil kemungkinannya bisa sukses. Ide mungkin mereka miliki. Tapi mentranformasikan ide menjadi aksi merupakan persoalan yang tidak sederhana bagi kelompok ini.

Kunci ini berlaku pada (hampir) semua bidang kehidupan. Begitu juga dengan menulis.

Penulis yang sukses adalah penulis yang mampu menundukkan ketidakpercayaan dirinya. Ia menulis dengan sepenuh keyakinan. Cibiran, ejekan, kritikan, dan gugatan tidak membuatnya mundur.

Aspek ini tampaknya mendominasi psikologi para penulis pemula. Mereka malu, takut, dan tidak berani menunjukkan karyanya kepada orang lain. 


Apa akibat kondisi kurang percaya diri dalam menulis? Tentu banyak. Mari coba kita urai satu demi satu.

Pertama, tidak berkembang. Dunia menulis itu bukan dunia yang stagnan. Bukan dunia yang mandek. Ia terus tumbuh seiring perkembangan zaman.

Tidak ada orang yang memiliki keterampilan menulis tetap. Keterampilan ini semakin meningkat jika terus diasah dan akan menurun jika jarang menulis.

Bagaimana mungkin bisa menjadi penulis yang baik jika untuk menulis saja tidak percaya diri?

Kedua, tidak akan menghasilkan karya. Ide yang dimiliki mungkin saja sangat banyak. Semangat untuk menulis juga mungkin sangat tinggi. Membaca sebagai pendukung menulis mungkin juga sudah mentradisi.

Tapi semua potensi itu akan berhenti sebatas sebagai potensi. Jika tidak ada aksi untuk menulis, tentu tidak ada karya yang bisa dihasilkan.

Ketiga, menjadi "penulis cita-cita". Menulis itu bukan hanya soal teori. Banyak sekali orang yang menguasai teori menulis secara baik tetapi tidak juga menulis.

Menulis yang lebih utama adalah soal praktik menulis itu sendiri. Segera membuka laptop, mengetik, lalu edit. Hanya itu jalan terbaik dalam menulis.

Jika tidak segera menulis maka bisa disebut sebagai "penulis cita-cita". Ya, penulis yang sebatas sebagai cita-cita. Bukan penulis dalam makna yang sesungguhnya.

Jadi, bagi yang memang ingin betul-betul bisa menulis, harus percaya diri. Abaikan rasa malu, takut, dan khawatir. Menulis saja.
***
_______________
*) Dosen IAIN Tulungagung, Jawa Timur. Pegiat literasi nasional dan penulis banyak buku. 

Salam literasi. Persembahan MTs Al-Wathan, Sumenep: https://www.youtube.com/watch?v=DSc2j-sM_0I&t=7s

No comments:

Post a Comment