Tuesday, June 11, 2019

KUNCI KESEHATAN WARISAN KEDOKTERAN ISLAM KLASIK

Muhammad Ali Fahmi


Tentang Peresensi

MUHAMMAD ALI FAHMI, lahir di Dusun Lembanah, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep, 22 April 2004. Riwayat pendidikannya dimulai dari RA Miftahul Huda, Lembanah, Larangan Perreng (lulus 2008). MI Miftahul Huda (lulus 2016), dan sekarang dia duduk di bangku kelas IX (Sembilan) MTs Al-Wathan, Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep.

Pengalaman keorganisasian yang diikutinya antara lain, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) MTs Al-Wathan, Jabatan Koordinator Bidang Keagamaaan (2018).

Saat ini dia tinggal di Dusun Lembenah, Desa Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep. Dia Bisa dihubungi via HP. 085230149264.
***
 
Buku Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Klasik

Judul buku       : Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik
Penulis             : M. Sanusi
Penerbit          : Najah
Cetakan           : Pertama,Desember 2012
Kota terbit       : Jogjakarta
Tebal buku      : 172 halaman
Peresensi         : Muhammad Ali Fahmi

Kesehatan adalah nikmat yang paling besar yang diberikan Allah SWT kepada kita. Oleh karenanya, tidak ada bangsa atau kaum yang tidak menganggap pentingnya kesehatan atau membiarkan penyakit tidak diobati.

Buku yang berjudul Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik ini merupakan buku yang ditulis oleh M. Sanusi yang isinya mengingatkan kepada kita bahwa betapa pentingnya sehat. Sebab, dengan sehat, kita bisa mengerjakan sesuatu dengan maksimal.

Sehat adalah keinginan bagi semua manusia, berbagai macam cara yang dilakukan manusia untuk menggapai sehat, di antaranya dengan cara olahraga setiap hari, mengkonsumsi makanan yang bervitamin, bahkan untuk menggapai sehat mereka juga menggunakan terapi yang diwariskan dokter. Berbeda dengan ilmuwan lain, para ilmuwan muslim menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai pijakan utama dalam mengembangkan ilmu-ilmu kedokteran mereka.

Oleh karena itu, pembahasan tentang seputar sejarah ilmu kedokteran sangat penting bagi manusia untuk mengetahuinya guru bisa menjaga dan mengembangkannya. Hal ini senada dengan yang disampaikan Dr. Ezzat Abouleish, M.D. dalam bukunya, Contributions of Islam to Medicine, bahwa sejarah ilmu kedokteran tidak lahir dalam waktu semalam (hlm. 11).

Kemajuan kedokteran yang kita nikmati sekarang ini dengan berbagai penemuan teknologi dan teknik terapi kesehatannya, merupakan hasil jernih payah para dokter dan ahli kesehatan dari seluruh dunia.

Menurut Ezzat Abouleish, seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasang surut, yaitu periode penerjemahan buku-buku kedokteran kuno, periode kejayaan (keemasan kedokteran Islam), dan masa kemunduran (hlm.14).

Periode penerjemahan literatur kedokteran berlangsung pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Pada masa ini, para ilmuwan muslim dengan gencar mengalihbahasakan buah pikiran para tabib Yunani kuno, baik dari bahasa Yunani maupun bahasa Latin ke dalam bahasa Arab, sehingga di era kejayaan peradaban Islam ini telah lahir sejumlah dokter terkemuka  dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang.

Islam adalah agama yang lengkap, tidak hanya menjelaskan tentang cara bertauhid dan bersosial belaka, tetapi lebih dari itu, juga memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan pengobatan. Pada dasarnya, Al-Quran yang merupakan sumber segala hukum dan pengetahuan dalam Islam, sebenarnya adalah obat segala macam penyakit. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 82 yang artinya, "Dan, kami turunkan dari Al-Quran, suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhAlim selain kerugian.” (hlm. 33).

Dengan keyakinan, Al-Quran bisa bermakna sebagai as-syifa' atau penyembuh. Selain tips kesehatan di depan, berikut tips kesehatan ala Ibnu Sina. Ibnu Sina atau Avicenna adalah salah satu dokter muslim paling tersohor dalam sejarah. Berikut beberapa tips warisan Ibnu Sina yang berguna untuk mengobati  berbagai macam penyakit dan menjaga kesehatan (hlm. 40-58).

Pertama, puasa untuk kesehatan jasmani dan rohani. Dalam Islam, orang pertama yang memperkenalkan efek positif puasa terhadap kesehatan adalah Rasulullah SAW. Selain sebagai amalan ibadah yang wajib dilakukan satu bulan penuh, puasa juga berdampak baik bagi kesehatan. Rasulullah SAW bersabdah, "Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat." Di samping sebagai  sebuah ibadah, Ibnu Sina yang mengukuhkan puasa sebagai terapi kesehatan.  

Terapi puasa ini mudah dilakukan dan sangat murah, bahkan gratis. Kita tidak usah pergi ke klinik atau puskesmas, apalagi sampai menjalani operasi. Terapi ini bisa dilakukan setiap minggu, dua kali dalam seminggu, atau sehari puasa dan sehari berbuka.

Puasa memang merupakan terapi kesehatan yang sangat ampuh dari dunia Islam yang diyakini para dokter dunia, orang-orang non muslim meyakini bahwa puasa tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi juga jiwa. Dalam bukunya, Alan Cott menyebutkan bahwa gangguan jiwa yang parah dapat diredakan dengan berpuasa.

Dalam bukunya, Ibnu Sina menulis bab khusus tentang terapi puasa. Ia menganggap bahwa puasa merupakan bagian dari ibadah yang harus dilakukan dengan ikhlas. Melakukan puasa tidak semata-mata untuk mendapatkan kesehatan fisik saja, tetapi juga sebagai cara seorang hamba mendekatkan kepada Tuhannya. Jika puasa dilakukan dengan ikhlas, niscaya dampaknya tidak hanya dirasakan secara fisiologis, tetapi juga psikis.   

Kedua, madu dan mawar untuk  pengobatan tuberkolosis. Penyakit tuberkolosis atau dikenal dengan TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama mikobakterium tuberkulosa.   

Penularan penyakit TBC melalui  udara yang tercemar oleh mikobakterium tuberkulosa atau udara yang dikeluarkan penderita TBC saat batuk. Sebagai langkah pengobatan penyakit TBC ini, Ibnu Sina merekomendasikan campuran madu dan bunga mawar yang dikonsumsi setiap pagi. Sebab, selain sebagai racun bagi penyakit, madu juga memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Selain sebagai penawar bagi penyakit TBC madu juga merupakan penawar bagi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Ketiga, madu untuk perawatan rambut dan kulit. Ibnu Sina benar-benar mengagumi manfaat dan kebaikan yang terkandung di dalam madu karena begitu berkhasiatnya madu, Allah SWT sendiri memberi perhatian tersendiri melalui firmannya dalam Al-Quran  dalam surat An-Nahl [16]: 69, “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat  tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." Selain madu bermanfaat bagi kesehatan, Ibnu Sina meneliti khasiat madu untuk perawatan kecantikan tubuh.

Di era kejayaan peradaban Islam, Al-Baitar berhasil menemukan suatu ramuan obat yang berhasiat menyambuhkan penyakit kangker. Ramuan yang ditemukannya tersebut berasal dari tumbuhan bernama Hindiba.

Sementara, dalam bahasa Indonesia, kata Hindiba merujuk pada tanaman yang disebut Andewi. Sayuran Andewi ini mirip daun Sawi di bakso, tetapi daunnya berlekuk-lekuk alias  keriting dan berwarna pucat (hlm. 64).
           
Penyakit kanker tercatat sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia, sebab penyakit ini memberi  dampak  bahaya bagi tubuh yang diserang, dan sulit diobati. Penyakit kanker terjadi di berbagai jaringan organ tubuh, mulai dari kaki sampai kepala.

Adapun cara pengobatan kanker dengan Hindiba atau Andewi adalah dengan cara mengonsumsinya, baik dimasak sebagai sayuran maupun direbus kemudian diminum airnya. Bagi para dokter, mencari obat dan terapi untuk menyembuhkan kanker menjadi tantangan tersendiri. Sampai sekarang, salah satu cara mengobati penyakit kanker yang dianggap paling baik adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah metode perawatan yang menggunakan zat kimia untuk menyembuhkan sel penyakit kanker.

Salah satu pengobatan yang menepati posisi unik dalam sejarah yaitu terapi bekam (hijamah). Terapi ini adalah terapi yang dianjurkan Rasulullah SAW kepada umatnya.

Rasulullah SAW merupakan orang pertama dalam Islam yang menganjurkan bekam, yang kemudian direkomendasikan oleh dokter-dokter Islam seperti Ibnu Sina dan Ar-Razi. Sebagai panutan umat Islam, Rasulullah SAW juga menjalani hidup dengan sehat. Sesibuk dan sepadat apapun aktivitas yang dilakukan Rasulullah SAW beliau tetap memiliki tubuh yang sehat.

Lalu, apa kunci dari kesehatan Rasulullah SAW? Ikuti beberapa resep berikut  (hlm. 164-167). Pertama, bangun sebelum Subuh.Ternyata bangun sebelum Subuh, melaksanakan shalat sunnah, dan shalat Subuh berjemaah memberi hikmah yang mendalam, antara lain, mendapatkan pahala dari Allah SWT. Udara Subuh masih segar bagi kesehatan, memperkuat pikiran, dan menyehatkan perasaan.

Kedua, aktif menjaga kebersihan. Rasulullah SAW senantiasa rapi dan bersih. Setiap hari Kamis atau Jumat, sebagaimana tercantum dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, "Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang dewasa, demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman."

Ketiga, tidak pernah banyak makan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW., "Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)." (HR. Bukhari Muslim).

Keempat, puasa setiap hari Senin dan Kamis. Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi umat Islam, puasa di bulan Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan. Jika puasa Ramadhan tidak cukup, puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis dapat membantu menyehatkan tubuh, karena dapat mencegah timbulnya lemak dan makanan dalam perut.

Kelima, tidak mudah marah. Emosi tidak hanya berasal dari rasa marah, tetapi juga dari iri, dengki, stres, dan depresi. Emosi-emosi negatif seperti itulah yang akan menjadikan kondisi kesehatan memburuk apabila dibiarkan dan tidak dikelola dengan baik.

Keenam, melaksanakan shalat malam. Agar sehat, manusia dianjurkan untuk selalu melaksanakan shalat Tahajjud. Shalat Tahajjud (shalat di tengah malam) dapat memperkuat ketahanan tubuh, karena ketahanan hidup yang diperoleh menyebabkan terjadinya keseimbangan tubuh.   

Ketujuh, mengkonsumsi madu. Rasulullah SAW sudah sejak dulu menyarankan kepada umatnya untuk mengkonsumsi madu, karena di dalamnya terdapat banyak zat penyembuh yang berhasiat sangat baik untuk mencegah bahkan mengobati penyakit.

Demikian penjelasan tentang pengobatan warisan kedokteran Islam klasik bahwa betapa pentingnya sehat, karena dengan sehat kita bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan maksimal. Buku ini mengingatkan kepada kita supaya menjaga kesehatan dengan cara berpuasa,mengonsumsi madu, dan terapi. Itulah Kelebihan buku ini.

Di samping kelebihan di atas, ada sedikit kekurangan di dalamnya, di antaranya, ada tanda baca yang kurang tepat dalam buku ini, misalnya bisa dilihat di halaman 44. Akan tetapi kekurangan semacam itu tidak menghilangkan kandungan isi buku ini. Menurut saya, kita sangat rugi jika tidak membaca buku.
***
______________
Sumenep, 24 Maret 2019

Catatan: Resensi ini merupakan tugas wajib bagi siswa kelas akhir MTs Al-Wathan tahun pelajaran 2018/2019. (MQ).
© 2019