Monday, August 20, 2018

MENGHARGAI JASA-JASA PARA PAHLAWAN: Menjaga Kesatuan dan Memanfaatkan Potensi Alam dengan Adil


Oleh Tsuwaibatul Islamiyah*)


Dahulu para pahlawan berkorban demi negara kita, sekarang kita tinggal menikmati hasil jerih payah mereka.

Kita patut bersyukur karena kita dilahirkan pada masa sekarang. Coba kita dilahirkan dahulu, apa kita sanggup melawan penjajah?

Oleh karena itu, kita harus menghargai jasa-jasa para pahlawan karena merekalah yang berjuang untuk kemerdekaan negara kita dari cengkeraman penjajah. Sepatutnya kita menghargai jasa para pahlawan, karena tanpa mereka, saat ini pasti kita masih merasakan pahitnya penjajahan.

Kita harus berdoa untuk para pahlawan yang sudah berkorban demi negara kita ini.  Mereka sangatlah berani untuk melawan penjajah. Ada beberapa negara yang menjajah negara kita, yakni Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan Jepang. Para pejuang kita tak merasa takut untuk melawan para penjajah. Dengan modal keberanian dan kesungguhan mereka pada akhirnya kemerdekaan Indonesia bisa diraih.

Menghargai jasa-jasa para pahlawan di antaranya dengan cara menjaga kesatuan negara kita dan memanfaatkan potensi alam yang melimpah untuk kemanfaatan bersama dalam berbangsa dan bernegara.
***
______________
*) Penulis adalah siswi kelas VIII (delapan) MTs Al-Wathan tahun pelajaran 2018/2019.

Sunday, August 19, 2018

MENGHARGAI JASA PAHLAWAN UNTUK MEMPERKOKOH PERSATUAN

Oleh Sitti Maisaroh*)

Negara kita bisa tegak karena jasa para pahlawan. Jasa mereka bisa kita rasakan saat ini. Jasa mereka tak boleh kita lupakan dan harus kita hargai demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa kita, yaitu Indonesia tercinta.

Kita selaku generasi muda harus menghargai jasa pahlawan dengan selalu mengenang apa yang telah mereka korbankan. Mereka rela berkorban nyawa demi negara kita. Kita harus ingat pada perkataan Bung Karno, jas merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah).

Di antara menghargai jasa para pahlawan adalah hendaknya ita menjaga dan mempertahankan kemerdekaan dengan memelihara persatuan dalam keragaman sehingga terhindar dari berpecahan.

Untuk mengingat jasa pahlawan kita harus mengamalkan Pancasila dan mengamalkannya semampu kita. Sifat yang harus kita contoh dari para pahlawan adalah bisa menerima pendapat orang lain, lapang dada, tolong menolong, bekerja sama, penuh pengertian, tidak sombong, nasionalisme, patriotisme, pantang menyerah dan lain-lain.

Apakah kalian bisa memliki salah satu dari sifat para pahlawan yang ada di atas? Seharusnya bisa karena sifat-sifat seperti itulah yang dapat mengantarkan Indonesia ini meraih kemerdekaannya.

Hargailah jasa pahlawan demi persatuan bangsa Indonesia!
***
­­_______________
*) Penulis adalah siswi kelas VIII (delapan) MTs Al-Wathan. Tinggal di Tobato Tenggina Larangan Perreng Pragaan Sumenep.

Saturday, August 18, 2018

MENGHARGAI JASA-JASA PARA PAHLAWAN

Oleh Anis Sulalah*)

73 tahun lalu bangsa ini masih terjajah. Pernahkah kita berpikir bahwa kita bisa hidup enak sekarang ini karena perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan pikiran, tenaga, harta bahkan nyawanya di masa lalu?

Tapi anehnya, banyak di antara kita malah menyia-nyiakan perjuangan mereka tempo dulu. Bukannya membalas budi atas jasa mereka, kita malah hidup dengan berfoya-foya. Kebanyakan anak muda sekarang tidak tahu jika ditanya tentang nama-nama pahlawan. Lebih naifnya, banyak di antara para pelajar belum hapal Dasar Negara, Pancasila.

Kita seharusnya bersyukur dan lebih mencinta negeri ini, negeri tempat tumpah darah kita, negeri di mana kita berlindung hingga hari tua nanti.

Peran anak muda, khususnya  pelajar dalam mengisi kemerdekaan seharusnya bersifat positif. Seperti selalu giat belajar untuk meraih cita cita. Nenek moyang kita berharap bahwa anak cucu merekalah yang akan membawa bangsa ini ke depan menjadi bangsa yang lebih maju dan sejahtera.

Sikap anak muda saat ini sangatlah memprihatinkan. Banyak dari mereka lebih memikirkan gaya hidup daripada memikirkan masa depannya yang lebih baik. Mereka sibuk memikirkan besok akan memakai baju apa, sepatu apa, dan akan bergaya dengan style yang bagaimana.

Sangat berbanding terbalik dengan para pemuda dulu yang siap berperang dan mengorbankan nyawa demi membebaskan bangsa ini dari cengkeraman penjajah. Sikap patriotisme mereka patut kita contoh dalam mencintai tanah air dan tidak boleh padam di benak generasi zaman sekarang sebagai generasi penerus perjuangan bangsa.
 
Anis Sulalah pembawa bendera mereh putih pada upacara HUT RI ke-73 Yayasan Rabithatul Amin di halaman MTs Al-Wathan
Untuk itu, kita harus menghargai jasa-jasa para pahlawan dengan membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan makmur dalam berbagai aspeknya.
***
Sumenep, 18 Agustus 2018
________________
*) Penulis adalah alumni MTs Al-Wathan tahun 2018.

Friday, August 17, 2018

UPACARA HUT RI KE-73 YAYASAN RABITHATUL AMIN

Pasukan paskibraka
Pagi yang cerah, Jumat, 17 Agustus 2018 para anak bangsa begitu sumbringah menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Jarum jam beringsut pada titik 06.30 WIB. Para siswa dan guru mulai bergerumun memadati halaman MTs Al-Wathan Larangan Perreng Pragaan Sumenep untuk mengikuti upacara bendera yang dijadwalkan pada pukul 07.00 WIB dimulai.
 
MC oleh Karimah, siswi kelas XI
Upacara ini merupakan agenda tahunan Yayasan Rabithatul Amin Tambak Batu Larangan Perreng Pragaan Sumenep Jawa Timur yang menaungi unit lembaga-lembaga di bawahnya. Tempat pelaksanaannya bergantian setiap tahunnya. 2017 lalu dilaksanakan di halaman MA Al-Wathan, sedangkan 2018 ini digelar di halaman MTs Al-Wathan.


Peserta upacara terdiri dari elemen majelis kiai dan pengurus yayasan juga para siswa, tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (karyawan) meliputi lembaga pendidikan MI Miftahul Huda, MI Al-Ihsan II/A, MTs Al-Wathan dan MA Al-Wathan.


Acara berjalan lancar penuh hikmat. Pada acara ini yang bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Kepala MTs Al-Wathan, Bapak M. Khaliq, M.Pd.I atas pakon (perintah) dari Ketua Umum Yayasan Rabithatul Amin, KH. Mohammad Aminullah Shaleh.




Paduan suara





Dalam amanatnya, Pembina Upacara mengangkat tema, “Mengokohkan Semangat Kebangsaan dan Keislaman Demi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” sebagai sebuah perenungan, konsep dan pijakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan kebhinikaan untuk membangun peradaban bersama demi meraih baldatun thayyibatun wa rambun ghafur (negeri yang sejahtera dan diridai Allah).
Pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh Kamilatun Jazila, siswi kelas IX
Pembina Upacara memaparkan bahwa sebagai agama mayoritas, Islam Nusantara memberi warna teduh dalam berbangsa dan bernegara. Islam Nusantara adalah gerbang Indonesia menuju masyarakat toleran. Sebagai sebuah payung di atas kebhinikaan. Ada empat unsur pokoh Islam Nusantara yang perlu menjadi acuan. Pertama, semangat keagamaan (ar-ruh al-diniyyah). Semangat keagamaan yang dimaksudkan bukan untuk mengedepankan formalisasi agama, melainkan mengutamakan akhlakul karimah.

Pembacaan Teks Proklamasi oleh M. Riziq, siswa kelas IX
Kedua, semangat kebangsaan (ar-ruh al-wathaniyyah). Setiap umat Islam di negeri ini hendaknya mempunyai nasionalisme, cinta Tanah Air. Hal tersebut sudah terbukti dalam sejarah pra-kemerdekaan, para ulama bersama para pendiri bangsa yang lain saling bahu membahu untuk mewujudkan kemerdekaan, dan bersama-sama untuk melahirkan Pancasila sebagai falsafah bernegara. Bahkan, para ulama menegaskan Pancasila sebagai dasar negara sudah bersifat final.

Ulama kita punya aset langsung dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bukan hanya menjadi penonton dari luar. KH. Wahid Hasyim (orang pesantren, putra KH. Hasyim Asy'ari) merupakan Anggota Panitia Sembilan dalam merusmuskan Dasar Negara.

Ketiga, semangat kebhinnekaan (ar-ruh at-ta’addudiyyah). Setiap umat Islam harus mengenali dan menerima keragaman suku, budaya, agama, dan bahasa. Allah pasti bisa jika hendak menjadikan makhluk-Nya seragam, tetapi Allah sudah memilih untuk menciptakan makhluk-Nya beragam agar di antara mereka saling mengenali, menghormati, serta merayakan kebhinnekaan. Keragaman adalah sebuah anugerah dan sunnatullah.

Dalam pendidikan kebhinikaan, anak didik kita semenjak RA diajari menyanyi "Pelangi", "Balonku". Nyanyian itu mengandung makna filosifis yang sangat tinggi tentang arti keragaman. Pelangi itu indah karena terdiri dari banyak warna di langit yang biru. Balon-balon kelihatannya menarik karena rupa-rupa warna. Balon itu harus dipegang erat-erat agar tidak bercerai-berai dan meletus. Karena balon saja ketika meletus, hati kita menjadi kacau, apalagi meletusnya konflik di tengah-tengah kita karena suatu perbedaan dalam berbangsa dan bernegara.

Keempat, semangat kemanusiaan (ar-ruh al-insaniyyah). Setiap umat Islam hendaknya mampu menjadi prinsip kemanusiaan sebagai pijakan utamanya. Persaudaraan kemanusiaan harus diutamakan dalam rangka menjaga tatanan sosial yang damai dan harmonis. Islam pada hakikatnya adalah agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Karena kita manusia, sayangi manusia. Begitulah pidato kebangsaan yang disampaikan oleh Pembina Upacara.

Pembina Upacara, Bapak M. Khaliq, M.Pd.I
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Pembina upacara. Pukul 08.10 WIB acara selesai. Lalu dilanjutkan acara ramah tamah antar siswa dan antar guru. (MQ)
***
Dirgahayu Republik Indonesia ke-73

Sumenep, 17 Agustus 2018

MENGHARGAI JASA-JASA PARA PAHLAWAN

Oleh Wiqayatur Rohmaniyah *)

Kemerdekaan adalah suatu hal yang sangat dirindukan, penting dan berharga bagi kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Kemerdekaan artinya kebebasan dari cengkeraman penyiksaan penjajah.

Dalam sejarah merebut kemerdekaan, tidak bisa dipisahkan dengan peran para pahlawan. Pahlawan adalah orang yang berjuang dalam memerdekakan negara. Kita jangan sampai melupakan jasa-jasanya seperti yang dikatakan oleh Bung Karno, "Jas Merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah)".

Kita harus menghargai jasa-jasa mereka dengan meneladani perilaku-perilakunya. Bagaimana caranya kita bisa tahu tentang jasa-jasa mereka? Rajinlah membaca buku-buku sejarah. Dengan demikian, kita akan bisa meneruskan perjuangan mereka walaupun dalam bentuk yang berbeda.

Pengorbanan para pahlawan kita sangat besar dan sangat pahit rasanya dalam perjalanannya. Mereka berkorban dengan peras keringat, linangan air mata, cucuran darah nyawa. Maka dari itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus tetap bersatu dalam suka maupun duka. Orang-orang dulu bermental baja. Tidak takut menghadapi rintangan apapun.

Kita sebagai pemuda Indonesia selalu memperingati ulang tahun kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus untuk  mengingat kembali perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan kita.
Paduan suara HUT RI ke-73 Yayasan Rabithatul Amin di halaman MTs Al-Wathan
Selaku pemuda Indonesia, kemerdakaan harus kita isi dengan hal-hal yang baik dengan beragam bentuknya, bukan diisi dengan hal-hal yang salah. Itulah salah satu bentuk menghargai jasa-jasa para pahlawan.

Berkat pertolongan Allah SWT dengan didorongkan oleh keinginan luhur para pahlawan, kita bebas dari penjajahan. Jadi, kita sebagai penerus bangsa harus siap belajar dan berkorban demi keutuhan bangsa dan negara. Dan, tak lupa kita berdoa semoga mereka mendapat ampunan dan kasih sayang Allah.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-73.
***
Sumenep, 17 Agustus 2018
__________________
*) Penulis adalah siswi kelas VIII (delapan) MTs Al-Wathan.

Monday, August 13, 2018

PROFIL HAFIDI

Hafidi

Nama : HAFIDI
Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 20 Agustus 1973
Alamat : Tenggina Larangan Perreng Pragaan Sumenep
Ayah : Siman
Ibu : Nawaroh
Istri : Junaidah
Anak : Wildaturrohimah
Jabatan : Anggota Komite Madrasah
Tahun Mulai Tugas : 14 April 2017 (Tahun Pelajaran 2016/2017)
Pendidikan
MI Al-Ihsan II/A, lulus 1985
 MTs Al-Wathan, lulus tahun 1988
Organisasi
Kelompok tani Sumber Ukir Larangan Perreng Pragaan Sumenep, sebagai Ketua
***
Sumenep, 13 Agustus 2018

Sunday, August 12, 2018

MENGISI KEMERDEKAAN DENGAN GIAT BELAJAR SEBAGAI BENTENG KEUTUHAN BANGSA

Kado HUT RI ke-73


Oleh Musyarifah*)

Dahulu kemerdekaan adalah suatu hal yang selalu dinantikan oleh bangsa kita, karena dengan kemerdekaanlah bangsa kita akan bebas dari belenggu-belenggu yang menjeratnya dan menyiksa. Namun berkat kesabaran mereka kini tidak ada lagi penderitaan terhadap kita. Kita patut bersyukur pada Yang di Atas, karena berkat maunah-Nya kita bebas dari semua itu, bebas dari penderitaan yang pernah dialami bangsa kita. Kita juga perlu berterima kasih pada para pahlawan kita yang sudah banyak berkorban demi bangsa kita. Maka dari itu, setiap tanggal 17 Agustus selalu diadakan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia agar kita selalu ingat pada perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan kita.

Pernahkah kalian berpikir tentang peran pemuda dalam mengisi kemerdekaan? Dulu seorang pemuda sangat membutuhkan perjuangan untuk memerdekakan bangsa kita, bangsa yang sangat mereka cintai, karena mereka sadar bahwa bangsa ini adalah tanah di mana mereka lahir, bangsa yang awalnya sangat dipenuhi dengan penderitaan yang sangat pedih untuk dirasakan. Mungkin saat ini sudah tidak lagi, karena bangsa kita sudah merdeka atau dalam artian bebas dari segala penderitaan yang menjeratnya.

Sebagai seorang pemuda, kemerdekaan harus kita isi dengan hal-hal yang baik atau positif. Jangan jadikan kemerdekaan sebagai alasan untuk bersenang-senang belak. Misalnya, seseorang berfoya-foya, mengadakan konser, mereka berpikir dengan menggelar konser dan sebagainya adalah untuk merayakan kemerdekaan, namun mereka salah. Seharusnya mereka semakin rajin untuk belajar sebagai tanda bahwa mereka memang benar-benar merayakan dan menghargai kemerdekaan. Para pahlawan rela berkorban apapun demi memerdekakan bangsa ini. Tidak hanya harta benda yang mereka korbankan bahkan bila perlu nyawa pun mereka korbankan asal bangsa kita merdeka.

Jika berbicara sejarah kemerdekaan, ingin rasanya diri ini memberontak atas apa yang telah terjadi di masa lalu, masa yang penuh dengan genangan air mata. Tapi air mata pun dapat berubah dengan senyuman, yang telah lama tak mereka rasakan akibat penderitaan yang mereka pendam selama beratus-ratus tahun lamanya. Kalian akan mengambil hikmah dari pelajaran tersebut jika kalian mau belajar, agar tak ada lagi orang yang yang ingin memperdayai kita.

Tak ada seorang pun yang ingin bangsanya hancur, tetapi bila seorang tidak mau belajar dan memperluas ilmunya, maka dimungkinkan akan ada lagi orang yang merperdaya bangsa ini. Mungkin mereka tidak mau diperdaya tapi bagaimana cara mencegahnya jika keilmuannya minim. Mencegah segala kemungkinan yang akan yang tidak diinginkan terjadi, mungkin seseorang akan bertanya, kenapa harus dengan belajar, mengapa tidak dengan yang lain? Maka jawabannya, karena dengan belajar seseorang akan mendapat pengetahuan yang dapat mencegah sejak dini terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk penjajahan dalam berbagai bentuknya. 

Mungkin kalian pernah berpikir betapa sulitnya meraih kemerdekaan bangsa ini. Maka dari itu, kita sebagai pelajar harus meningkatkan minat belajar sebagai bentuk terima kasih kita kepada orang-orang yang berjasa pada negara kita ini. Itulah salah satu cara mengisi kemerdekaan untuk meningkatkan kemajuan hidup lahir batin. Sekarang adalah saatnya untuk membalas budi kepada para pahlawan dan kepada kedua orang tua kita meski sebenarnya pengorbanan kita tidak seberapa dibandingkan pengorbanan mereka.
***
Sumenep, 12 Agustus 2018

_________________
*) Penulis adalah siswi kelas VIII (delapan) MTs Al-Wathan.

Tuesday, August 7, 2018

KAMILATUN JAZILA MERAIH JUARA 3 LOMBA PUISI TINGKAT KECAMATAN

Kamilatun Jazila dan Wiqayatur Rohmaniyah delegasi MTs Al-Wathan

Kamilatun Jazila, siswi kelas sembilan MTs Al-Wathan Larangan Perreng Pragaan Sumenep meraih juara 3 lomba puisi dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-73 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan oleh Panitia Kecamatan Pragaan.
Kamilatun Jazilah

Lomba baca puisi tersebut digelar di Aula PP. Al-Amien Putri I Prenduan, tepatnya pada Senin, 06 Agustus 2018.  Dalam lomba ini, Kamilatun Jazila membawakan puisi karya penyair nasional asal Sumenep, D. Zawawi Imran dengan tajuk Madura Akulah Darahmu.

Tak mudah meraih prestasi itu, mengingat persaingannya cukup ketat. Pesertanya adalah delegasi putra putri terbaik masing-masing MTs/SMP Se-Kecamatan Pragaan yang tidak dibatasi berapa jumlah siswa yang harus dilombakan. Dibutuhkan mental jawara yang mumpuni.

Dewan Juri
Dokumen Dewan Juri
Namun, filosofinya dalam momen ini bukanlah juara yang menjadi target utama, tapi sebuah upaya untuk memberikan yang terbaik pada bangsa dan negara dengan salah satu ekspresinya mencintai NKRI dan memupuk rasa nasionalisme dalam jiwa berupa keikutsertaan lomba dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-73. (MQ)

Friday, August 3, 2018

TAHU KONDISI DALAM BERSELFIE

Oleh Ulfatur Rahmah*)

Berfoto selfie itu baik saja karena dapat mengabadikan momen-momen terindah bersama orang-orang sekitar kita dan meng-upload-nya di facebook, WhatsApp dan lain semacamnya supaya saudara-saudara kita yang jauh di sana bisa mengetahui keadaan kita sekarang.

Namun tak semua orang berselfie itu baik. Terkadang orang berselfie tidak memperhatikan situasi dan kondisi. Misalnya, berselfie di pinggir jalan raya. Sangat dikhawatirkan terkena cium atau sikut kendaraan yang lalu lalang. Oleh karena itu, berhati-hatilah jika mau berselfie. Bergaya boleh saja asal di tempat yang aman dan nyaman.

Sangat ironis pula, terkadang ketika saya buka facebook, ada salah satu oknum santri dari pondok pesantren besar berselfie tanpa mengenakan hijab dan aksi-aksi nakal lainnya lalu meng-upload-nya di facebook atau media sosial lainnya. Hal itu mencoreng nama baik almamaternya. Semoga saja santri-santri yang lain tidak mudah menirunya dan mudah-mudahan mereka yang sudah berselfie dengan eksen nakal segera sadar.

Banyak di antara kita kecanduan berselfie sehingga kehilangan rasa malu dan sungkan. Misalnya para pelajar kurang sopan terhadap gurunya gara-gara berselfie. Gurunya sedang lewat di depannya, mereka enak saja berselfie.

Sebuah pengalaman pribadi saya. Saya pernah berselfie dan meng-upload-nya di history WhatApp saya. Ada salah satu teman saya mengomentarinya dan menyuruh foto saya untuk dihapus. Menurutnya, jika suka berselfie dan terus meng-upload-nya di facebook, WhatsApp atau lain, dia sama saja memamerkan wajahnya di media sosial kan sudah melakukan perbuatan dosa. Menurut saya, tidak semuanya dianggap berdosa dan tidak semuanya pula diperbolehkan. Tergantung niat dan layak tidaknya foto kita diunggah di media sosial.

***
Sumenep, 30 Juli 2018
____________­­__
*) Penulis adalah siswi kelas IX (sembilan) MTs Al-Wathan.

Thursday, August 2, 2018

BERSELFIE TANPA KEHILANGAN JATI DIRI

Siddiqoh *)

Suatu hal yang harus menjadi pertimbangan kita dalam melakukan sesuatu adalah kesesuaian dengan apa yang sudah dianut oleh orang-orang Indonesia. Misalnya tak membuat orang lain geli dengan apa yang kita tampilkan dalam foto, pantas dilihat, membuat orang lain senang dan lebih-lebih melakukannya sesuai dengan kaidah Islam.

Berfoto selfie akhir-akhir ini menjadi tren bagi setiap kalangan. Hal itu dilakukan untuk mengabadikan momen penting yang dialami kita dengan harapan bias menjadi kenangan indah tentang kebersamaan bersama teman atau keluarga. Dalam sisi yang lain, berselfie dapat menghibur diri sekaligus dijadikan kenang-kenangan buat masa depan kita untuk ditunjukkan kepada anak atau cucu kita nanti.

Berselfie identik dengan media sosial. Sepertinya berselfie kurang bermakna bila tidak diposting di media sosial. Hal inilah terkadang dilakukan dengan eksen berlebihan untuk mencari perhatian orang lain. Contohnya, memperlihatkan postur tubuh agar mendapat pujian. Penampilan dan motif seperti itu tentu bernilai negatif dan menunjukkan pelakunya tak berakhlak mulia.

Oleh karena itu, berselfielah sewajarnya, jangan terlalu berlebihan.

***
Sumenep, 30 Juli 2018
___________
*) Penulis adalah siswi kelas IX (sembilan) MTs Al-Wathan.

Wednesday, August 1, 2018

TIDAK MENYALAHGUNAKAN SMART PHONE

Oleh Danu Artha*)

Hadirnya teknologi komunikasi semakin mempermudah kita melakukan berbagai macam transaksi. Sesuatu yang jauh terasa menjadi dekat. Mau belanja apa saja menjadi mudah, misalnya untuk keperluan alat sekolah, kita gampang membelinya secara online, seperti di Bukalapak, Blibli dan semacamnya. Selain itu, komunikasi jarak jauh dengan keluarga dan teman makin mudah, baik via SMS atau telpon. Bagi anak-anak, adanya HP dapat digunakan untuk bermain game di dalam rumah sebagai pengganti alat permainan tradisional yang mengharuskan ke luar rumah yang kadang keadaannya sangat panas atau sedang turun hujan.

Sebaliknya, dampak negatif smart phone di tangan anak-anak bisa merusak pola pikir mereka, misalnya ketika disuruh belajar dengan kerja kelompok, mereka cenderung mencari jawaban di google, bukan menelaah buku. Anak-anak sekarang ini banyak yang kecanduan HP sehingga mengurangi minat belajar. Mereka lebih sering bermain game, facebook, instragram ketimbang belajar.

Produk-produk teknologi komunikasi membanjiri pasar Indonesia. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Indonesia merupakan surga bagi produsen HP dengan berbagai merek buatan luar negeri dengan harga terjangkau. Dari itulah mendorong minat banyak orang untuk memiliki barang tersebut. Faktor mudahnya ketersediaan barang itu kadang disalahgunakan oleh orang dewasa atau pelajar. Supaya tidak merugi, mari gunakan smart phone kita pada perkara yang baik dan pada waktu yang tepat.
***
Sumenep, 26 Juli 2018
__________
*) Penulis asal Pemalang Jawa Tengah, siswa kelas VIII (Delapan) MTs Al-Wathan.