Sunday, May 20, 2018

PENTINGNYA DOA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN ANAK

Ichwanun Naja

Tentang Peresensi

ICHWANUN NAJA, lahir di Dusun Sumber Gentong Larangan Perreng Pragaan Sumenep, 29 Desember 2002.  Riwayat pendidikan dimulai dari RA Miftahul Huda Tambak Batu Larangan Perreng Pragaan Sumenep (lulus, 2009), MI Miftahul  Huda (2015) dan sekarang duduk di bangku kelas ix (sembilan) MTs Al-Wathan Larangan Perreng Pragaan Sumenep. Kegemarannya menulis dan menggambar. Ia pernah menjuarai Lomba Menggambar saat mengikuti  perkemahan di MI Miftahul  Huda. Dia bisa dihubungi via nomor HP. 085231047894 atau e-mail ihansgaruda103@gmail.com.
***
Buku Cerdaskan Otak Anak dengan Doa!

Judul buku      : Cerdaskan Otak Anak dengan Doa!
Penulis             : Imam Musbikin
Penerbit           : Safirah 
Cetakan           : Pertama, Oktober  2012
Kotaterbit        : Jogjakarta
Tebal buku      : 292 halaman
Peresensi         : Ichwanun Naja
                                                                  
Dalam buku yang berjudul Cerdaskan Otak Anak dengan Doa! ini mengingatkan kepada kita bahwa pentingnya orang tua menerapkan doa sebagai sarana pendidikan terhadap anak. Karena doa adalah salah satu di antara sekian banyak sarana pendidikan, juga perlunya orang tua dan guru menggunakan doa sebagai sarana pendidikan karena doa memiliki peran utama yang paling penting dari sekian banyak pendidikan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.,“Doa adalah otak ibadah.” (HR. Bukhari), “Doa adalah pembuka pintu rahmat.” (HR. Dailami), “Doa dapat  menangkis ketetapan  Allah.” (HR. Hakim),  “Doa dapat menghindarkan balak.” (HR. Syaikh) dan juga ” Doa adalah tiang agama serta senjata orang mukmin dan cahaya langit serta bumi.” (HR. Abu Ya’la dan Hakim).

Dalam Al-Quran kita mendapati janji Allah, Aku kabulkan doa (orang yang memohon kepada- Ku).(QS. Al-Baqarah [2]: 186)  (hlm.11).

Doa adalah permohonan kita kepada Allah, agar harapan dan cita-cita kita dapat terkabulkan. Doa merupakan suatu komponen (sarana) dari sebuah keberhasilan. Dalam riwayat disebutkan, Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati-hati menghadapi takdir, akan tetapi doa bermanfaat bagi apa yang diturunkan dan bagi apa yang tidak. Oleh karena itu, hendaklah kamu berdoa wahai hamba-hamba Allah.” (HR. Thabrani) (hlm.13).

Selain itu, doa juga  harus disertai usaha sungguh-sungguh, sebab berdoa saja tanpa berusaha untuk menggapai cinta-cita meskipun cita-cita kita setinggi langit adalah suatu hal yang sulit untuk bisa berhasil. Jika kita tidak berusaha, Allah SWT tidak akan mengubah keadaan kita, namun apabila kita sudah berusaha dan berdoa, akan tetapi  Allah SWT masih tidak mengubah keadaan kita, kita kembali memencet-mencet tombol sunnatullah, Lauh Mahfuzh akan mengeluarkan jawaban dalam bentuh takdir. (hlm. 29). Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki) dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. Ar-Ra’d [13]: 39).

Jika kalian telah berusaha dan berdoa namun doa kalian tidak terkabul, mungkin kalian masih berada dalam faktor-faktor berikut. Pertama, kalian mengenal Allah, tetapi tidak menunaikan hak-Nya. Kedua, kalian mengaku cinta Rasulullah SAW., tetapi meninggalkan sunnahnya. Ketiga, kalian membaca Al-Quran, tetapi tidak mengamalkannya. Keempat, kalian mengatakan bahwa setan itu adalah musuh kalian, tetapi tidak pernah menentangnya. Kelima, kalian memakan nikmat-nikmat Allah SWT., tetapi tidak pernah pandai untuk mensyukurinya. Keenam, kalian katakan bahwa surga itu adalah hak (benar adanya) tetapi tidak pernah beramal untuk menggapainya. Ketujuh,  kalian katakan bahwa neraka itu adalah hak (benar adanya), tetapi tidak mau lari darinya. Kedelapan, kalian mengatakan bahwa kematian itu adalah hak (benar adanya), tetapi tidak pernah beramal untuknya. Kesembilan, kalian bangun dari tidur lantas sibuk memperbincangkan aib orang lain, tetapi lupa dengan aib sendiri. Kesepuluh, kalian kubur orang-orang yang meninggal dunia di kalangan kalian, tetapi tidak pernah mengambil pelajaran dari mereka.

Selain itu, doa dapat berpengaruh terhadap diri kita sebagaimana yang telah disebutkan oleh ilmuan, Dr. Masaru Emoto menurut teori tentang penamaan atau pemberian gelar. Contoh, Nabi Muhammad SAW yang diberi gelar Al-Amin (dapat dipercaya oleh masyarakat dan sahabat-sahabat Nabi, di Makkah dan Madinah (hlm. 79).

Dengan teori labeling ini dapat kita simpulkan bahwa pemberian gelar atau doa terhadap anak, juga berpengaruh terhadap perilaku sang anak. Janganlah orang tua memberi gelar atau label kepada anaknya tak ubahnya seperti orang tua mengucapkan kata-kata kepada anaknya, “Kamu anak durhaka,” “Kamu nanti celaka di jalan. Apabila kita cermati kata-kata orang tua mengandung doa sekaligus lebel yang jelek kepada anak, akibatnya tak jarang sang anak pun mengalami celaka di jalan. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali mendoakan atau memberi  gelar dan label kepada anak, sebagai mana Rasulullah SAW bersabda, Janganlah mendoakan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak-anakmu atau pelayan-pelayanmu atau harta bendamu (karena khuwatir) saat itu di kabulkan segala permohonanmu dan terkabul pula doamu. (HR. Ibnu Khuzaimah) (hlm. 80).

Sabda Nabi di atas memberi tahu atau menjelaskan kepada kita untuk tidak mengatakan (mendoakan yang tidak baik) karena sangat berpengaruh terhadap diri sang anak. Sebaliknya, kita dianjurkan untuk mengatakan (mendoakan) yang terbaik untuk sang anak karena dapat berpengaruh terhadap perilaku yang positif.

Sebagaimana menurut penelitian Dr. Masaru Emoto yang telah mengambil gambaran air melalui kecepatan foto yang tinggi membuktikan konsekuensi secara langsung dari pikiran-pikiran positif, ucapan kata-kata dan meyakinkan secara ilmiah telah menyambung mising ling tentang bagaimana doa, pikiran dan kata-kata positif dibuktikan secara langsung oleh Dr. Masaru Emoto dapat mengubah kristal air menjadi bagus.

Bagi Dr. Masaru Emoto, kata-kata adalah ekspresi kejiwaan kita, sudah pasti mempunyai pengaruh yang besar terhadap 70% air yang ada dalam tubuh kita.Janga lupa bahwa air juga memiliki potensi untuk membersihkan peradaban atau menghasilkan potensi kehancuran, tergantung dari apa yang ada dalam jiwa kita,” pesan Dr. Masaru Emoto (hlm.128).

Selain itu, perlakuan yang kita berikan pada air juga dapat mengubah susunan kristalnya. Contoh, air yang belum dibacakan doa, kristal air tersebut belum terkumpul dan belum tersusun dengan rapi, dan sesudah dibacakan doa, kristal air tersebut terkumpul dan tersusun dengan rapi dan sempurna. Mungkinkah ini jawaban dari mitos-mitos yang ada di Indonesia seperti Air Sakti Ponari. Air yang dibacakan oleh para kiai untuk media penyembuhan dan lain-lain, mendoakan dan mendidik anak sangatlah penting. Orang-orang sering mengatakan bahwa anak adalah harapan di masa yang akan datang. Kalimat ini amat lengket di benak kita, oleh karena itu, kalimat ini bukanlah sekadar kenyataan ataupun ungkapan atau sebuah perumpamaan, sudah semestinya orang tua memberikan perhatian khusus dalam hal mendidik anak sehingga kelak mereka menjadi para pengaman dan pelopor masa depan umat Islam.

Demikian penjelasan tentang bagaimana pentingnya doa sebagai sarana pendidikan terhadap sang anak, sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku sang anak, serta sang anak mempunyai otak yang cerdas, dan sikap pikiran yang positif dan sebagainya yang berkaitan terhadap diri sang anak.

Buku yang ditulis oleh Imam Musbikin ini juga mempunyai kelebihan tersendiri, di antara kelebihan tersebut ialah memberikan gambaran manfaat doa kepada sang anak,  sehingga si pembaca tidak kesulitan untuk memahami  tentang pelajaran-pelajaran yang dapat kita terapkan sehari-hari. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan bukti-bukti autentik dari berbagai penelitian, baik dalam negeri ataupun dari luar negeri, yang menunjukkan betapa dahsyatnya pengaruh doa terhadap diri sang anak.

Sedangkan kekurangan yang terdapat dalam buku ini, di antaranya, ada kalimat yang tidak ada kelanjutannya, contohnya di halaman 173, 167 dan 262. Sedikit kekurangan buku ini tidak berpengaruh untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi orang tua yang ingin anaknya mempunyai akhlak yang mulia, serta kecerdasan otak yang tinggi, sehingga anak diridhai Allah SWT untuk menjadi generasi yang berguna di masa depan.
***

Biodata Penulis

IMAM MUSBIKIN, lahir di Madiun Jawa Timur,  10 Juni  1977. Kegemarannya menulis buku mulai tumbuh saat ia duduk di bangku kuliah, yakni IAIN Sunan Ampel Surabaya hingga kini sudah banyak karya-karyanya yang telah diterbitkan, di antaranya, Melogikakan Rukun Islam bagi Kesehatan Fisik dan Psikologi  Manusia (DIVA Press 2008), Mengapa  Allah Membuatku Miskin?? (DIVA Press 2008), Bimbingan Lengkap Membangkitkan dan Memanfaatkan  Energi Istikharah (DIVA Press 2009),  Anakku Diasuh Naruto (DIVA Press 2009),  Karena Anda Tertakdir Kaya!! (Gara Ilmu 2009) dan lainnya.
***

Catatan: Resensi ini merupakan tugas wajib bagi siswa kelas akhir MTs Al-Wathan tahun pelajaran 2017/2018. (MQ).


© 2018 

No comments:

Post a Comment