Wiwit Iraniyah |
Tentang
Peresensi
WIWIT IRANIYAH, lahir di Tengginah Larangan Perreng Pragaan Sumenep, 26 April
2004. Riwayat pendidikan dimulai dari RA Al-Habsyi (lulus, 2009) MI Al-Ihsan II/A
(2015) dan sekarang masih duduk di bangku kelas ix (sembilan) MTs Al-Wathan. Saat ini dia tinggal di Dusun Tengginah Larangan Perreng
Pragaan Sumenep. Ia bisa dihubungi lewat nomor HP. 085236426422 atau lewat
facebook Ayra Azalea Khaliqa/Ayraniey Aeyra.
***
Buku Selamatkan Suami & Anak-anakmu dari Api Neraka |
Judul buku : Selamatkan Suami dan Anak-anakmu dari Api
Neraka
Penulis : Aisyah Mastura Jingga
Penerbit : Saufa
Cetakan : Pertama, 2015
Kota terbit : Yogyakarta
Tebal buku : 212
Peresensi : Wiwit Iraniyah
Buku yang
berjudul Selamatkan Suami dan Anak-anakmu
dari Api Neraka ini mengajarkan kita kaum wanita untuk menjadi istri salehah
dan baik bagi suami. Karena seorang
wanita yang sudah menjadi istri itu adalah milik suami sepenuhnya bahkan
orang tuapun sudah tidak berhak atas anaknya yang sudah menjadi milik suaminya
dan seorang istri harus menuruti apa kata suami.
Hal ini
menandakan betapa besar tanggung jawab seorang istri terhadap suami. Di samping
itu, seorang istri harus memperhatikan ketenangan dan keindahan yang membuat
suami senantiasa dalam keadaan baik serta dekat dengan Allah SWT dan selain menjadi
istri yang baik bagi suami, wanita juga harus menjadi ibu yang baik bagi
anak-anaknya. Membesarkan anak adalah tugas yang penting bagi orang tua. Dan
kenyataanya seorang istri lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak-anaknya
untuk mendidik dan menjaga karena suami harus mencari nafkah. Oleh karena itu,
seorang istri atau ibu tidak boleh lalai untuk menjaga anak. Seorang istri atau
ibu harus mengajarkan disiplin terhadp waktu, terhadap shalat dan disiplin
terhadap waktu belajar.
Seorang istri
atau ibu harus mendidik anaknya agar menjadi orang yang bertanggung jawab. Maka
dari itu, tugas mendidik anak agar menjadi orang yang bertanggung jawab, bagi
seorang ibu merupakan pekerjaan yang sangat mulia, sebab menanamkan sikap
tanggung jawab kepada anak akan membuat tatanan hidupnya di masa depan menjadi
lebih baik. Jadi, ibu adalah orang yang paling menentukan perilaku anak di masa
depan. Melalui pendidikan, ia bisa menuntun anak untuk menjauhi dosa dan
melakukan kebaikan-kebaikan yang disenangi
oleh Allah SWT. Seorang istri juga dapat dijadikan rumah pulang atau
tempat yang paling nyaman dan dirindukan oleh suami dan anak-anaknya, karena
seorang istri atau ibu adalah orang yang paling nyaman bagi suami dan
anak-anaknya sehingga ia bisa menjadi tempat bagi mereka untuk menemukan
berbagai kebaikan. (hlm.13-52).
Wanita dalam
pandangan Islam menempati posisi yang terhormat. Islam terkadang berbicara tentang
wanita dalam dua pandangan, yakni sesuai kodratnya (misalnya dalam soal haid,
mengandung, melahirkan, dan kewajiban menyusui) dan sebagaimana manusia yang
diciptakannya (misalnya melaksanakan kewajiban shalat, zakat, haji, berakhlak
mulia, amar ma’ruf, nahi munkar, makan minum yang halal dan sebagainya).
Cinta yang
dimiliki oleh seorang istri kepada suami dan anaknya adalah cinta yang digambarkan
sebagaimana syair Rabi’ah Al-Adawiyah tersebut, yaitu cinta yang engkau sendiri
bagai telah hilang dari hadapannya, cinta yang demikian mengartikan bahwa cinta
tersebut sudah tidak bisa diukur lagi kedalamannya. Sebab, saat seorang telah
mencapainya ia tidak lagi mementingkan dirinya, tetapi mementingkan orang-orang
yang dicintainya .
Islam telah
memberi tempat yang terhormat bagi seorang ibu. Oleh karena itu, jadikanlah
diri anda sebagai seorang yang layak dihormati oleh suami dan anak. Jika kita
ingin dihormati oleh suami seperti Rasulullah SAW yang sangat menghormati
istri-istrinya, maka kita juga harus menjadi wanita yang layak dihormati dengan
cara belajar kepada istri-istri beliau. Kita harus mengetahui sikap dan budi
pekerti mereka yang dipuji oleh Rasulullah SAW. Belajar untuk menjadi wanita
terhormat dengan sifat-sifat terpuji, karena dengan begitu kita bisa menjadi
seorang yang paling dihormati oleh suami dan anak-anak.
Kemuliaan seorang
wanita akan membuatnya dikagumi oleh siapa saja, terlebih suami dan
anak-anaknya. Dengan kemuliaan tersebut, ia akan mendapat cinta yang lebih
besar dari suaminya, sehingga di mata suami, istrinya adalah wanita yang tercantik
bagaikan bidadari surga. Maka dari itu, berusahalah untuk selalu belajar agar
selalu menjadi istri sekaligus ibu yang paling dikagumi oleh keluarga sehigga
mereka yang mengagumi anda juga mendapat kebaikan-kebaikan dalam kekaguman
tersebut.
Dalam
menjalankan kehidupan berumah tangga, Rasulullah SAW memberikan tuntunan yang
sangat jelas kepada kaum wanita agar menjadi istri yang terbaik bagi suaminya. Dan,
berdasarkan hadits tersebu, salah satu
hal yang diajarkan beliau agar menjadi kesatria yang membela keluarga, hal itu
tentu saja merujuk pada fitrah seorang wanita, yaitu seorang yang besar
cintanya. (hlm. 53-74).
Sehubungan
dengan itu, izin dan doa restu seorang ibu adalah tiket bagi seorang anak untuk
mendapat kesuksesan dalam hidupnya dalam hal apa saja. Ingatkah ketika masih kecil
dahulu? Kita diajarkan untuk mengucapkan salam kepada orang tua sebelum
berangkat dan saat pulang sekolah. Hal itu menandakan bahwa doa dari ibu sangat
dibutuhkan oleh anak.
Ketika
seseorang teralienasi dari salah satu potensi dasar dan Tuhannya, di saat
itulah seseorang dapat terserang kepanikan ketika berhadapan dengan beratnya
persoalan yang dihadapi sehingga ia merasa tidak mampu aman dan takut terhadap
sesuatu hal, bahkan terhadap sesama
manusia. Ketakutan tersebut pun bisa jadi menimpa suami dan anak anda,
sebab, tak ada orang yang dapat menduga perjalanan hati manusia yang terbentang
panjang selama hidupnya di mana terdapat saat-saat yang sangat berat untuk dilalui
dan membuat mereka merasa takut untuk menghadapinya.
Saat suami atau
anak tertimpa perasaan takut dan khawatir, anda harus hadir di antara ketakutan
mereka, lalu tenangkanlah! Katakana kepada mereka bahwa orang yang menyerahkan
segala urusannya kepada Allah SWT tidak perlu merasa takut dengan begitu, ia
akan merasakan perlindungan Allah SWT yang sangat aman, keyakinan yang tiada
keraguan di dalamnya dan sikap optimis yang tinggi, karena Allah selalu
bersamanya. Jadi, apalagi yang perlu ditakuti? Tanamkan prinsip dalam keluarga
anda bahwa semua masalah yang menyangkut urusan dunia hendaklah diserahkan
hanya kepada Allah SWT. Berusahalah dan
berdoa dengan penuh keyakinan! Kuatkan keyakinan dalam hati anda dan berkata, “Jangan
takut, Allah bersama kita.”
Saat suami dan
anak anda merasa tidak ada jalan keluar atas permasalahan yang menimpa mereka, maka
katakanlah, “Insya Allah, ada solusinya.” Perkataan tersebut dapat memberi ketenteraman
luar biasa dalam hati mereka. Di samping itu, mereka juga termotivasi dan
menyadari bahwa segala permasalahan pasti memiliki jalan keluar sebagaimana
kehendak Allah SWT.
Saat hati dan
pikiran seseorang tenteram, permasalahan yang sedang dialaminya akan terasa
lebih ringan, sehingga solusi akan mudah ditemukan. Oleh karena itu, motivasi
tidak hanya berupa semangat untuk mampu melakukan usaha, tetapi juga ingatan
bahwa dalam segala permasalahan pasti ada pertolongan Allah SWT Yang Maha Kuasa. (hlm.75-88).
Seorang istri yang menjadi teladan bagi suami dan anak-anaknya akan menempatkan kedudukan yang sangat mulia. Selain mendapat keluarga yang damai, sejahtera, Allah SWT pun mencatat perbuatannya sebagai amal ibadah.
Seorang istri
harus yakin bahwa ia mampu menjadi teladan bagi suami dan anak-anaknya dalam
melaksanakan berbagai macam ibadah dan pendidikan akhlak mulia yang Allah SWT
perintahkan kepadanya, seperti sifat jujur, amanah, menepati janji (walaupun
terhadap anak kecil), berani, tidak takut mengatakan kebenaran, dermawan, suka
bersedekah, mengasihi fakir miskin, dan sifat-sifat terpuji, karakter-karakter
yang baik, serta akhlak lainnya. Dengan menjadi teladan bagi suami dan anak,
seorang wanita telah melaksanakan perintah Rasulullah SAW agar menjadi istri salehah
yang akan menolong suami dan anaknya dalam akhirat kelak.
Dalam menjalankan
tugas sebagai seorang istri, kita dapat mencontoh akhlakul karimah dari para
istri Rasulullah SAW dan seorang istri juga dapat menjadi contoh teladan bagi
suami dan anak-anaknya, sehingga mereka pun menjadi rajin beribadah. Dalam
pengertian yang lebih luas, ibadah mencakup keseluruhan kegiatan manusia dalam
kehidupannya, termasuk aktivitas sehari-hari. Kegiatan tersebut dilakukan
dengan niat mengabdi dan menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
Ibadah
merupakan upaya kita untuk menjalin hubungan baik dengan Allah SWT. Itulah sebabnya, Rasulullah memberi petunjuk
dan bimbingan untuk memusatkan konsentrasi beribadah hanya kepada-Nya melalui
hadits berkut: “Beribadahlah
kamu kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak melihat-Nya,
maka Allah melihatmu."(HR. Muslim).
Jadi, akan
lebih baik dan mulia bagi kita untuk memiliki sifat yang sederhana (tidak
berlebih-lebihan) dan senantiasa mensyukuri nikma Allah SWT. Sebab, Allah akan
menambah nikmat-Nya bagi hamba yang bersyukur, sedangkan bagi hamba yang
berlebih-lebihan akan selalu merasa kurang. (hlm. 89-103).
Bagi seorang
ibu, anak adalah kebahagiaan dan penenteram hati. Dia tidak perlu mencari kebahagiaan
yang menjauhkannya dari anaknya, karena kebahagiannya yang paling nyata adalah
berada di dekat sang anak. Seorang ibu melapangkan segala jalan bagi anaknya,
yaitu dengan cara melapangkan hati anaknya. Maka dari itu, lapangkanlah pula
hati anak-anak walaupun dalam keadaan yang sempit. Sebab, hanya dengan begiu
kita memiliki harapan untuk melihat kesuksesan anak-anak ketika mereka dewasa, yaitu
kesuksesan dengan modal cinta dan semangat dari ibunya. (hlm. 180-208).
Demikian
pemaparan tentang bagaimana cara dan peran sorang istri dalam menyelamatkan
suami dan anak-anak dari api neraka. Sehingga dengan hadirnya buku ini kita
sebagai wanita akan jauh lebih paham mengenai persoalan-persoalan sehari-hari
yang tanpa disadari akan sangat berpengaruh untuk kehidupan keluarganya. Selain
itu, istri juga berusaha menghindarkan sifat-sifat buruk yang bisa
menjerumuskan suami dan anak-anak dalam kemudaratan.
Buku ini
merupakan karangan Aisyah Mastura Jingga yang memiliki kelebihan tersendiri. Di
antaranya, pemaparannya begitu jelas kepada pembaca untuk
menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak-anak. Pembaca tidak akan kesulitan dalam memahami setiap
kata yang tertulis, karena penggunaan bahasa dalam buku ini sangat jelas dan rinci
sehingga mudah dipahami.
Di samping
kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan yang perlu diketahui oleh pembaca,
yaitu di antaranya ada beberapa penjelasan yang seolah berbelit. Dalam artian
menggunakan penjelasan yang sudah ada di depan atau kurang simpel. Namun,
dengan kekurangan tersebut tidak memotong hal-hal penting yang harus diketahui
oleh banyak pembaca dalam buku ini.
Meskipun buku
ini ada kekurangannya akan tetapi isi
buku ini sangat berarti bagi kaum wanita muslimah, karena buku ini memandu kita
bagaimana cara menjadi istri atau ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Maka
dari itu, kita bisa belajar dari buku ini bagaimana caranya menjadi wanita yang
baik.
***
Tentang Penulis
AISYAH MASTURA
JINGGA, lahir di Aceh pada 1986. Selepas kuliah, ia bekerja selama 2 tahun.
Ia kemudian memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan menghabiskan waktu
sebagai ibu rumah tangga hingga saat ini. Selain menjalani hari-harinya sebagai
ibu rumah tangga, ia juga menulis. Ia sering melibatkan diri dalam kegiatan
pengajian dan grup nasyid.
***
Catatan: Resensi ini merupakan tugas wajib bagi siswa kelas akhir MTs
Al-Wathan tahun pelajaran 2017/2018. (MQ).
© 2018
© 2018
SEBUAH PERMULAAN YANG MENARIK, MUDAH MUDAHAN AKAN MENJADI PONDASI YANG KOKOH
ReplyDelete