Thursday, May 3, 2018

TANGGUNG JAWAB SEORANG ISTRI

Wiwit Iraniyah
Tentang Peresensi

WIWIT IRANIYAH, lahir di Tengginah Larangan Perreng Pragaan Sumenep, 26 April 2004. Riwayat pendidikan dimulai dari RA Al-Habsyi (lulus, 2009) MI Al-Ihsan II/A (2015) dan sekarang masih duduk di bangku kelas ix (sembilan) MTs Al-Wathan. Saat ini dia tinggal di Dusun Tengginah Larangan Perreng Pragaan Sumenep. Ia bisa dihubungi lewat nomor HP. 085236426422 atau lewat facebook Ayra Azalea Khaliqa/Ayraniey Aeyra.            
***
Buku Selamatkan Suami & Anak-anakmu dari Api Neraka
Judul buku      : Selamatkan Suami dan Anak-anakmu dari Api Neraka
Penulis             : Aisyah Mastura Jingga
Penerbit           : Saufa
Cetakan           : Pertama, 2015
Kota terbit       : Yogyakarta  
Tebal buku      : 212
Peresensi         : Wiwit Iraniyah
                                                 
Buku yang berjudul Selamatkan Suami dan Anak-anakmu dari Api Neraka ini mengajarkan kita kaum wanita untuk menjadi istri salehah dan baik bagi suami. Karena seorang  wanita yang sudah menjadi istri itu adalah milik suami sepenuhnya bahkan orang tuapun sudah tidak berhak atas anaknya yang sudah menjadi milik suaminya dan seorang istri harus menuruti apa kata suami.

Hal ini menandakan betapa besar tanggung jawab seorang istri terhadap suami. Di samping itu, seorang istri harus memperhatikan ketenangan dan keindahan yang membuat suami senantiasa dalam keadaan baik serta dekat dengan Allah SWT dan selain menjadi istri yang baik bagi suami, wanita juga harus menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Membesarkan anak adalah tugas yang penting bagi orang tua. Dan kenyataanya seorang istri lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak-anaknya untuk mendidik dan menjaga karena suami harus mencari nafkah. Oleh karena itu, seorang istri atau ibu tidak boleh lalai untuk menjaga anak. Seorang istri atau ibu harus mengajarkan disiplin terhadp waktu, terhadap shalat dan disiplin terhadap waktu belajar.

Seorang istri atau ibu harus mendidik anaknya agar menjadi orang yang bertanggung jawab. Maka dari itu, tugas mendidik anak agar menjadi orang yang bertanggung jawab, bagi seorang ibu merupakan pekerjaan yang sangat mulia, sebab menanamkan sikap tanggung jawab kepada anak akan membuat tatanan hidupnya di masa depan menjadi lebih baik. Jadi, ibu adalah orang yang paling menentukan perilaku anak di masa depan. Melalui pendidikan, ia bisa menuntun anak untuk menjauhi dosa dan melakukan kebaikan-kebaikan yang disenangi  oleh Allah SWT. Seorang istri juga dapat dijadikan rumah pulang atau tempat yang paling nyaman dan dirindukan oleh suami dan anak-anaknya, karena seorang istri atau ibu adalah orang yang paling nyaman bagi suami dan anak-anaknya sehingga ia bisa menjadi tempat bagi mereka untuk menemukan berbagai kebaikan. (hlm.13-52).

Wanita dalam pandangan Islam menempati posisi yang terhormat. Islam terkadang berbicara tentang wanita dalam dua pandangan, yakni sesuai kodratnya (misalnya dalam soal haid, mengandung, melahirkan, dan kewajiban menyusui) dan sebagaimana manusia yang diciptakannya (misalnya melaksanakan kewajiban shalat, zakat, haji, berakhlak mulia, amar ma’ruf, nahi munkar, makan minum yang halal dan sebagainya).

Cinta yang dimiliki oleh seorang istri kepada suami dan anaknya adalah cinta yang digambarkan sebagaimana syair Rabi’ah Al-Adawiyah tersebut, yaitu cinta yang engkau sendiri bagai telah hilang dari hadapannya, cinta yang demikian mengartikan bahwa cinta tersebut sudah tidak bisa diukur lagi kedalamannya. Sebab, saat seorang telah mencapainya ia tidak lagi mementingkan dirinya, tetapi mementingkan orang-orang yang dicintainya .

Islam telah memberi tempat yang terhormat bagi seorang ibu. Oleh karena itu, jadikanlah diri anda sebagai seorang yang layak dihormati oleh suami dan anak. Jika kita ingin dihormati oleh suami seperti Rasulullah SAW yang sangat menghormati istri-istrinya, maka kita juga harus menjadi wanita yang layak dihormati dengan cara belajar kepada istri-istri beliau. Kita harus mengetahui sikap dan budi pekerti mereka yang dipuji oleh Rasulullah SAW. Belajar untuk menjadi wanita terhormat dengan sifat-sifat terpuji, karena dengan begitu kita bisa menjadi seorang yang paling dihormati oleh suami dan anak-anak.

Kemuliaan seorang wanita akan membuatnya dikagumi oleh siapa saja, terlebih suami dan anak-anaknya. Dengan kemuliaan tersebut, ia akan mendapat cinta yang lebih besar dari suaminya, sehingga di mata suami, istrinya adalah wanita yang tercantik bagaikan bidadari surga. Maka dari itu, berusahalah untuk selalu belajar agar selalu menjadi istri sekaligus ibu yang paling dikagumi oleh keluarga sehigga mereka yang mengagumi anda juga mendapat kebaikan-kebaikan dalam kekaguman tersebut.

Dalam menjalankan kehidupan berumah tangga, Rasulullah SAW memberikan tuntunan yang sangat jelas kepada kaum wanita agar menjadi istri yang terbaik bagi suaminya. Dan, berdasarkan hadits tersebu,  salah satu hal yang diajarkan beliau agar menjadi kesatria yang membela keluarga, hal itu tentu saja merujuk pada fitrah seorang wanita, yaitu seorang yang besar cintanya. (hlm. 53-74).

Sehubungan dengan itu, izin dan doa restu seorang ibu adalah tiket bagi seorang anak untuk mendapat kesuksesan dalam hidupnya dalam hal apa saja. Ingatkah ketika masih kecil dahulu? Kita diajarkan untuk mengucapkan salam kepada orang tua sebelum berangkat dan saat pulang sekolah. Hal itu menandakan bahwa doa dari ibu sangat dibutuhkan oleh anak.

Ketika seseorang teralienasi dari salah satu potensi dasar dan Tuhannya, di saat itulah seseorang dapat terserang kepanikan ketika berhadapan dengan beratnya persoalan yang dihadapi sehingga ia merasa tidak mampu aman dan takut terhadap sesuatu hal, bahkan terhadap sesama  manusia. Ketakutan tersebut pun bisa jadi menimpa suami dan anak anda, sebab, tak ada orang yang dapat menduga perjalanan hati manusia yang terbentang panjang selama hidupnya di mana terdapat saat-saat yang sangat berat untuk dilalui dan membuat mereka merasa takut untuk menghadapinya.
           
Saat suami atau anak tertimpa perasaan takut dan khawatir, anda harus hadir di antara ketakutan mereka, lalu tenangkanlah! Katakana kepada mereka bahwa orang yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah SWT tidak perlu merasa takut dengan begitu, ia akan merasakan perlindungan Allah SWT yang sangat aman, keyakinan yang tiada keraguan di dalamnya dan sikap optimis yang tinggi, karena Allah selalu bersamanya. Jadi, apalagi yang perlu ditakuti? Tanamkan prinsip dalam keluarga anda bahwa semua masalah yang menyangkut urusan dunia hendaklah diserahkan hanya kepada Allah SWT.  Berusahalah dan berdoa dengan penuh keyakinan! Kuatkan keyakinan dalam hati anda dan berkata, “Jangan takut, Allah bersama kita.”
  
Saat suami dan anak anda merasa tidak ada jalan keluar atas permasalahan yang menimpa mereka, maka katakanlah, “Insya Allah, ada solusinya.” Perkataan tersebut dapat memberi ketenteraman luar biasa dalam hati mereka. Di samping itu, mereka juga termotivasi dan menyadari bahwa segala permasalahan pasti memiliki jalan keluar sebagaimana kehendak Allah SWT.

Saat hati dan pikiran seseorang tenteram, permasalahan yang sedang dialaminya akan terasa lebih ringan, sehingga solusi akan mudah ditemukan. Oleh karena itu, motivasi tidak hanya berupa semangat untuk mampu melakukan usaha, tetapi juga ingatan bahwa dalam segala permasalahan pasti ada pertolongan Allah SWT  Yang Maha Kuasa.  (hlm.75-88).

Seorang istri yang menjadi teladan bagi suami dan anak-anaknya akan menempatkan kedudukan yang sangat mulia. Selain mendapat keluarga yang damai, sejahtera, Allah SWT pun mencatat perbuatannya sebagai amal ibadah.

Seorang istri harus yakin bahwa ia mampu menjadi teladan bagi suami dan anak-anaknya dalam melaksanakan berbagai macam ibadah dan pendidikan akhlak mulia yang Allah SWT perintahkan kepadanya, seperti sifat jujur, amanah, menepati  janji  (walaupun terhadap anak kecil), berani, tidak takut mengatakan kebenaran, dermawan, suka bersedekah, mengasihi fakir miskin, dan sifat-sifat terpuji, karakter-karakter yang baik, serta akhlak lainnya. Dengan menjadi teladan bagi suami dan anak, seorang wanita telah melaksanakan perintah Rasulullah SAW agar menjadi istri salehah yang akan menolong suami dan anaknya dalam akhirat kelak.

Dalam menjalankan tugas sebagai seorang istri, kita dapat mencontoh akhlakul karimah dari para istri Rasulullah SAW dan seorang istri juga dapat menjadi contoh teladan bagi suami dan anak-anaknya, sehingga mereka pun menjadi rajin beribadah. Dalam pengertian yang lebih luas, ibadah mencakup keseluruhan kegiatan manusia dalam kehidupannya, termasuk aktivitas sehari-hari. Kegiatan tersebut dilakukan dengan niat mengabdi dan menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.

Ibadah merupakan upaya kita untuk menjalin hubungan baik dengan Allah SWT.  Itulah sebabnya, Rasulullah memberi petunjuk dan bimbingan untuk memusatkan konsentrasi beribadah hanya kepada-Nya melalui hadits berkut: “Beribadahlah kamu kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka Allah melihatmu."(HR. Muslim).

Jadi, akan lebih baik dan mulia bagi kita untuk memiliki sifat yang sederhana (tidak berlebih-lebihan) dan senantiasa mensyukuri nikma Allah SWT. Sebab, Allah akan menambah nikmat-Nya bagi hamba yang bersyukur, sedangkan bagi hamba yang berlebih-lebihan akan selalu merasa kurang. (hlm. 89-103).

Bagi seorang ibu, anak adalah kebahagiaan dan penenteram hati. Dia tidak perlu mencari kebahagiaan yang menjauhkannya dari anaknya, karena kebahagiannya yang paling nyata adalah berada di dekat sang anak. Seorang ibu melapangkan segala jalan bagi anaknya, yaitu dengan cara melapangkan hati anaknya. Maka dari itu, lapangkanlah pula hati anak-anak walaupun dalam keadaan yang sempit. Sebab, hanya dengan begiu kita memiliki harapan untuk melihat kesuksesan anak-anak ketika mereka dewasa, yaitu kesuksesan dengan modal cinta dan semangat dari ibunya. (hlm. 180-208).

Demikian pemaparan tentang bagaimana cara dan peran sorang istri dalam menyelamatkan suami dan anak-anak dari api neraka. Sehingga dengan hadirnya buku ini kita sebagai wanita akan jauh lebih paham mengenai persoalan-persoalan sehari-hari yang tanpa disadari akan sangat berpengaruh untuk kehidupan keluarganya. Selain itu, istri juga berusaha menghindarkan sifat-sifat buruk yang bisa menjerumuskan suami dan anak-anak dalam kemudaratan.

Buku ini merupakan karangan Aisyah Mastura Jingga yang memiliki kelebihan tersendiri. Di antaranya, pemaparannya begitu jelas kepada pembaca untuk menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak-anak. Pembaca tidak akan kesulitan dalam memahami setiap kata yang tertulis, karena penggunaan bahasa dalam buku ini sangat jelas dan rinci sehingga mudah dipahami.

Di samping kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan yang perlu diketahui oleh pembaca, yaitu di antaranya ada beberapa penjelasan yang seolah berbelit. Dalam artian menggunakan penjelasan yang sudah ada di depan atau kurang simpel. Namun, dengan kekurangan tersebut tidak memotong hal-hal penting yang harus diketahui oleh banyak pembaca dalam buku ini.

Meskipun buku ini ada kekurangannya akan tetapi  isi buku ini sangat berarti bagi kaum wanita muslimah, karena buku ini memandu kita bagaimana cara menjadi istri atau ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Maka dari itu, kita bisa belajar dari buku ini bagaimana caranya menjadi wanita yang baik.    
***
Tentang Penulis
           
AISYAH MASTURA JINGGA, lahir di Aceh pada 1986. Selepas kuliah, ia bekerja selama 2 tahun. Ia kemudian memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan menghabiskan waktu sebagai ibu rumah tangga hingga saat ini. Selain menjalani hari-harinya sebagai ibu rumah tangga, ia juga menulis. Ia sering melibatkan diri dalam kegiatan pengajian dan grup nasyid.
***
Catatan: Resensi ini merupakan tugas wajib bagi siswa kelas akhir MTs Al-Wathan tahun pelajaran 2017/2018. (MQ).
© 2018

1 comment:

  1. SEBUAH PERMULAAN YANG MENARIK, MUDAH MUDAHAN AKAN MENJADI PONDASI YANG KOKOH

    ReplyDelete