Monday, May 7, 2018

SOLUSI MENDIDIK ANAK MENJADI ANAK SALEH DAN SALEHAH

Zainul Abbadi
Tentang Peresensi
        
ZAINUL ABBADI, lahir di Dusun Lembanah Larangan Perreng Pragaan Sumenep, 25 November 2002. Riwayat pendidikan dimulai dari RA Miftahul Huda Tambak Batu Larangan Perreng (lulus, 2009), MI Miftahul Huda (2015), dan sekarang masih duduk di bangku kelas ix (sembilan) MTs Al-Wathan juga nyantri di Pondok Pesantren Miftahul Huda. Dia pernah menjuarai Lomba Tarik Tambang Juara 1 (2017) dan pernah meraih Ranking 1 di RA Miftahul Huda (2009). Saat ini ia berdomisili di Dusun Lembenah Larangan Perreng Pragaan Sumenep. dia bisa dihubungi di nomor HP. 085257799066 atau lewat facebook Frenk Grello.
***
Buku Didiklah Anakmu ala Rasulullah
Judul buku      :  Didiklah Anakmu ala Rasulullah
Penulis             :  Ukasyah Habibu Ahmad
Penerbit           :  Saufa
Cetakan           :  Pertama,  2015
Kota terbit       :  Yogyakarta
Tebal buku      :  232 halaman
Resentator       :  Zainul Abbadi

Buku yang berjudul Didiklah Anakmu ala Rasulullah ini mengajarkan kita agar menjadi anak yang baik dan sopan kepada orang tua dan sesama, karena dengan didikan dari orang tua merupakan suatu bukti perhatian dan kepeduliannya kepada anak. Dengan demikian, kita bisa lebih dekat dengan orang tua dan tak mudah mengikuti pergaulan bebas.

Sesungguhnya, memberikan pendidikan kepada anak bukanlah tugas yang mudah. Mendidik anak juga tidak bisa dipahami sebagai tugas sampingan yang hanya dilakukan ketika ada kesempatan. Tugas ini haruslah ditempatkan pada kedudukan utama yang prioritas di antara berbagai macam aktivitas. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tiada suatu pembarian pun yang lebih utama daripada orang tua kepada anak-anaknya selain pendidikan yang baik." (HR. Hakim, Baihaqi, Tirmidzi dan Ahmad). (hlm.15).

Karena tuntunan terbaik dalam mendidik anak adalah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Maka, buku ini sesungguhnya hadir untuk menampilkan berbagai teladan Rasulullah SAW dalam mendidik anak yang beliau praktikkan  pada anak-anak di masanya. (hlm.15).

Mencetak anak saleh dan salehah dengan dengan ajaran Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW melalui perantara Malaikat Jibril dengan lafal dan maknaya. Al-Qur'an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang, direnungkan dan dipahami maknanya kemudian diamalkan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua hal, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya, niscaya kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Al-Qur'an dan sunnahku." (HR. Tirmidzi). (hlm. 23).

Anak saleh dan salehah akan berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunnah dalam mengarungi hidup. Karena itu, semenjak dalam kandungan anak harus diperkenalkan dengan Al-Qur'an.    Tips mencetak anak saleh dan salehah dengan Al-Qur'an terdiri dari beberapa hal, di antaranya sebagai berikut. (1) Membaca Al-Qur'an dengan suara yang merdu, sebab suara merdu dapat diibaratkan sebagai  alunan musik yang menenangkan jiwa. (2) Membaca Al-Qur'an dan meresapi maknanya. Selain membacanya, hendaknya si ibu hamil juga meresapi makna bacaan dari Al-Qur'an tersebut. Tujuannya, agar si anak dalam kandungan tidak hanya paham bacaan Al-Qur'an, melainkan juga mengetahui makna dari bacaan itu. (3) Sering membaca Al-Qur'an. Harapannya, agar si anak yang lahir kelak meniru orang tuanya yang rajin membaca Al-Qur'an. (4) Memperdengarkan dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Dalam hal ini, ibu secara sengaja mendengarkan sesorang mengaji agar didengar pula oleh anak yang dikandungnya. Selain itu, mencetak anak saleh dan salehah juga bisa melalui shalat karena shalat dapat memberikan stimulus untuk anak yang berada dalam kandungan, termasuk menjadikannya sebagai anak saleh dan salehah. (hlm. 29-33).

Mencetak anak saleh dan salehah juga melalui dzikir. Kaerna berdzikir juga merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bahkan merupakan salah satu amalan hidup beliau yang tidak pernah ditinggalkan.Manfaat dzikir bagi ibu hamil di antaranya sebagai berikut. (1) Meyembuhkan sakit. (2) Disalami. (3) Diberi keberuntungan. (4) Mengatasi problem psikologi. (5) Diingat oleh Allah. (hlm. 55-65).   
   
Macam-macam dzikir bagi ibu hamil juga sebagai berikut. (1) Tasbih, biasanya sering berbarengan dengan tahmid. Dalam ayat Al-Qur'an tasbih dan tahmid sering disebut bersamaan. (2) Tahmid, atau hamdalah merupakan kalimat pendek, tetapi memiliki makna yang paling panjang dan dalam. (3) Takbir, atau lafal Allahu Akbar, biasanya diucapkan setelah tasbih dan tahmid. Takbir diucapkan sebanyak 33 kali dalam berdzikir sesudah shalat, sama seperti tasbih dan tahmid. (4) Tahlil, kalimat la ilaha illallah atau sering disebut sebagai tahlil, biasanya di ucapkan paling akhir setelah tasbih, tasmid dan takbir. (5) Istighfar juga menjadi sarana mengingat Allah SWT. Lafal istighfar yang paling ringkas astaghfirullahal azhim. Yang artinya, memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.

Mengumandangkan adzan saat baru lahir, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kita dianjurkan untuk mengumandangkan adzan ketika sang bayi lahir. Dalam sebuah riwayat disebutkan, saat Rasulullah SAW mengetahui kelahiran cucunya, Hasan bin Ali, beliau mengumandangkan adzan di telinganya. Terkait dengan hal ini, Abu Rafi berkata: "Aku menyaksikan Rasulullah SAW menyerukan adzan di telinga Hasan bin Ali saat baru dilahirkan oleh ibunya, Fatimah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). (hlm. 86).

Akikah sebagai wujud syukur atas kelahiran anak yang bisa dilakukan umat Islam untuk melaksanakan akikah pada hari ketujuh. Dalam ajaran Islam, akikah merupakan ibadah sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ketika menyambut kelahiran seorang bayi. (hlm. 90).

Memberikan nama yang baik buat sang bayi. Dan pemberian nama yang baik dan bagus, serta mengandung sebuah doa, harapan, dan unsur psikologis yang akan “mengawal sang anak dalam menapaki perjalanan hidupnya hari demi hari. (hlm. 96).

Menjalin keakraban dengan seorang anak tidak diragukan lagi bahwa sikap seorang anak yang takut, bahkan sangat takut kepada orang tuanya merupakan bentuk kegagalan orang tua dalam mengakrabkan diri kepada anaknya. Boleh jadi, keadaan yang demikian itu muncul karena orang tua kurang menyisihkan waktu atau mungkin sama sekali tidak memiliki waktu untuk bercengkerama dengan anak-anaknya. (hlm.119).

Memberikan label yang baik pada anak. Tidak sedikit di antara orang tua yang memanggil anaknya dengan suara membentak. Kata-kata yang tak pantas, gelar yang buruk. Barang kali orang tua yang seperti itu adalah mereka yang belum pernah memperoleh informasi. Sebagaimana Rasulullah SAW mengajari kita mendidik anak. Abu Hurairah RA Meriwayatkan sebuah hadits di mana Rasulullah SAW telah bersabda: “Jangan sekali-kali seseorang di antara kamu mengatakan, 'Hai budak laki-lakiku! Hai budak perempuanku! Hai pelayan laki-lakiku! Hai pelayan perempuanku! Hai budak laki-laki maupun perempuan adalah hamba-hamba Allah, akan tetapi hendaklah ia mengatakan, Hai pesuruh laki-lakiku! Hai pesuruh perempuanku'". (HR. Muslim). (hlm.131-132),

Berikut ini beberapa saran bagi orang tua kepada putra putrinya agar bisa berkembang lebih baik: (1) Memberikan respons secara spesifik terhadap perilaku anak, bukan kepribadiannya. (2) Gunakan label untuk kepentingan pribadi orang tua. (3) Menarik diri sementara jika sudah tidak sabar. (hlm.138-139).

Menyayangi anak dengan sepenuh hati. Setiap orang tua pasti menyayangi anak-anaknya. Wujud kasih sayang lainnya terungkap dalam hadits dari Anas RA yang bercerita bahwa pernah ada seorang wanita datang kepada Aisyah RA. Kepadanya Aisyah memberikan tiga butir kurma. Wanita itu kemudian memberikan kepada dua anak yang dibawanya masing-masing sebutir kurma, sedangkan sisanya untuk dirinya, setelah menerima kurma dari ibunya, mereka memakannya. Tidak berapa lama kurma itu habis, lalu mereka memandang kepada ibunya, sang ibu pun  mengerti  maksud kedua buah hatinya itu, ia kemudian membelah sebutir kurma yang masih tersisa menjadi dua. Dan memberikan kepada masing-masing anaknya, tidak lama kemudian Rasulullah SAW datang dan Aisyah menceritakan peristiwa itu kepada beliau, maka Nabi SAW bersabda: "Mestinya hal itu tidaklah membuatmu heran. Sesungguhnya, Allah telah merahmatinya berkat kasih sayang yang diberikan kepada kedua anaknya itu.” (HR. Bukhari).

Ada dua hal yang bisa dicermati oleh orang tua dalam memberikan kasih sayang terhada si buah hati sesuai posisinya, yaitu: (2) Memerhatikan kepribadian anakmu. (2) Melihat kebutuhan anak. (3) Memerhatikan usia anak. (4) Menyeimbangkan pemberian hadiah dan sanksi. “Muliakan anak-anakmu, dan didiklah mereka dengan akhlak yang baik.” (HR. Ibnu Majah). (hlm.148).

Ada juga beberapa manfaat kedekatan orang tua terhadap anak: (1) Menumbuhkan rasa percaya diri. (2) Menumbuhkan kemampuan membina hubungan yang hangat. (3) Menumbuhkan semangat mengasihi sesama dan peduli terhadap orang lain. (4) Melatih kedisiplinan.

Beberapa arahan membangun kedekatan terhadap anak, di antaranya: (1) Kesiapan mental untuk menjadi orang tua. (2) Menciptakan komunikasi yang hangat sejak dini. (3) Upaya program menyusul. (4) Mengupayakan kebersamaan dalam keluarga sejak dini, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Bertakwalah kalian kepada Allah dan berlaku adillah kalian terhadap anak-anak kalian!" (HR. Muslim). Selain itu, harus juga adil dalam memberi nafkah. Karena salah satu kewajiban orang tua terhadap anaknya ialah menafkahi sesuai dengan kemampuannya, dan sesuai dengan kebutuhan anak-anaknya. (hlm.171).

Kelebihan buku yang ditulis oleh Ukasyah Habibu Ahmad ini adalah rujukannya pada Al-Qur'an dan hadits dan tentu isinya sangat penting untuk diterapkan dalam mendidik anak sejak dini. Selain itu, kertas dan sampulnya bagus sehingga memiliki daya pikat tersendiri bagi para pembaca. Sedangkan kekurangannya hanya sepele, yaitu ada kalimat yang penempatan alineanya kurang benar.
***
Tentang Penulis

UKASYAH HABIBU AHMAD, lahir di Kota Peta, Blitar Jawa Timur. Terlahir dari keluarga yang cukup lekat dengan dunia pesantren. Kesukaannya pada dunia tulis, ia mulai menulis semenjak ia nyantri di Kota Jombang. Beberapa tulisannya telah dimuat di beberapa media massa, baik lokal maupun nasional.
***
Catatan: Resensi ini merupakan tugas wajib bagi siswa kelas akhir MTs Al-Wathan tahun pelajaran 2017/2018. (MQ).
© 2018 

No comments:

Post a Comment