Tuesday, July 24, 2018

DOKTER BERSAMA ORANG MISKIN

Oleh Mohlas Adi Nofal *)


Selfi seorang yang baik hati. Ia suka membantu fakir miskin. Salah satu buktinya, ada tetangganya berusia senja sedang sakit, sedangkan anak-anaknya pergi merantau, di saat nenek itu terkapar sakit, yang merawatnya tak lain adalah Selfi. Ia merawatnya sampai sembuh.

Selfi suka jail (bercanda) kepada teman-teman yang umurnya jauh lebih muda darinya, selalu tunduk dan patuh kepada guru dan orang tuanya. Dia selalu menjalankan ajaran agama, misalnya, shalat, zakat, puasa dan selalu bercita-cita ingin naik haji, namun sampai saat ini mimpi itu belum terwujud.
***
Selfi selalu berdoa untuk kebaikan orang tua dan gurunya. Ia bercita-cita ingin menjadi dokter agar bisa membantu orang-orang fakir miskin untuk bisa memeriksa kesehatan mereka dan berobat secara gratis. Untuk mewujudkan profesinya, ia kuliah di jurusan kedokteran dan setelah lulus ia diangkat menjadi dokter. Setelah lama menjadi dokter, ia membangun rumah sakit dengan uang pribadinya dan mewujudkan keinginannya untuk menyempurnakan rukun Islam kelima, yaitu naik haji.

Setelah ia datang dari Tanah Suci usai melaksanakan ibadah haji, ada banyak orang yang ingin mengunjunginya, layaknya tradisi desa. Tiba-tiba ada orang pingsan karena jatuh dari kendaraannya. Ia langsung menangani orang tersebut di ruang praktiknya. Untungnya, pasien itu dapat tertolong. Ternyata orang tersebut kaya raya dan amat dermawan. Lantas ia memberikan separuh hartanya kepada Selfi. Selfi tentu sangat bersyukur. Uang itu digunakan oleh Selfi untuk membeli peralatan kesehatan yang belum ada di rumah sakitnya. Selebihnya, Selfi berikan kepada fakir miskin.
***
Selang beberapa lama usai melaksanakan ibadah haji, Selfi menikah dan mempunyai anak laki-laki. Dia sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan karena dikaruniai keturunan yang sangat lucu dan menggemaskan. Suatu waktu, setelah anak itu pandai berjalan dan berlari, ia ditinggal di depan rumah barang sesaat untuk suatu keperluan di belakang rumah. Ternyata anaknya menghilang entah ke mana. Selfi sangat cemas tiada tara bercampur sedih. Syukur, akhirnya anak itu ditemukan orang miskin yang pernah ditolong Selfi. Selfi sangat berterima kasih kepada si miskin, ia memberikan sejumlah uang Rp500.000, tapi ia menolak dan berkata :

Orang miskin : "Saya tidak butuh uang itu."

Selfi : "Lalu apa yang kamu mau?"

Orang miskin : "Aku ingin kamu jangan pernah berubah."

Selfi : "Jangan berubah bagaimana?"

Orang miskin : "Sifatmu yang jangan berubah."

Selfi : "Insya Allah, saya akan berusaha."

Tak lama dari peristiwa tersebut, si miskin meninggal dunia. Selfi sangat merasa bersalah kepada orang itu karena belum sempat mengobati penyakitnya yang sedang kambuh.
***
Pada suatu malam, Selfi tidur dan bermimpi orang miskin itu. Dalam mimpinya terjadi dialog.

Orang miskin : "Terima kasih atas kebaikanmu."

Selfi : "Sama-sama."

Orang miskin : "Saya sudah bahagia di surga."

Selfi : "Syukurlah."

Seketika Selfi terbangun dari tidurnya. Sejak itu pula selfi tidak begitu merasa terbebani dengan kepergian dia selamanya. Selfi yakin, dia bahagia di alam barzakh sana.
***
Sumenep, 23 Juli 2018
__________
*) Penulis adalah siswa kelas IX (sembilan) MTs Al-Wathan.

2 comments:

  1. Alhamdulillah....
    Senang sekali mendapat apresiasi seperti ini. Dulu, aku tidak begitu.
    Salut Buat Al-Wathan!

    ReplyDelete
  2. Baru tahun ini kami menyediakan blog sebagai media publikasi karya tulis untuk guru, siswa dan alumni. Jika punya tulisan fiksi atau nonfiksi, silakan kirim ke email: mtsalwathansumenep@gmail.com bisa pula lewat WA kami atau dihantarkan langsung ke MTs Al-Wathan.

    ReplyDelete