M. Khaliq Shalha
Tugas sekolah (madrasah), di samping
tugas pokoknya menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM), juga perlu
menyematkan pendidikan kewirausahaan sebagai tindak lanjut dari KBM tersebut,
guna menyiapkan anak didik sejak dini memiliki kesiapan mental dan keterampilan
dalam menghadapi kehidupan riil di masyarakat kelak.
Merupakan kegagalan lembaga pendidikan
manakala hanya mencetak anak didiknya mampu berhitung, berbahasa dengan baik
dan sejenisnya, tapi hampa nilai-nilai pengabdian (dedikasi) dalam jiwanya.
Akibatnya, anak didik cenderung bergaya hidup elitis, dipenuhi sifat gengsi
berlebihan yang bisa mengkebiri kreativitas hidup sehingga enggan untuk terlibat
dalam pekerjaan kasar yang dilakukan orangtua, guru dan masyarakat. Condong
memilih hidup mewah tanpa diimbangi kerja keras. Betapa ironisnya sikap
hidup suka
bermodel tanpa bermodal.
Tipe kecenderungan seperti ini akan
berpengaruh negatif pada masa depan mereka. Anak tidak siap hidup dan tidak
siap pakai. Akibatnya, pengangguran semakin menjadi-jadi. Dengan demikian,
peranan lembaga pendidikan, dalam satu sisi, tidak begitu banyak berarti dalam
memajukan suatu bangsa. Maka, wajar apabila ada pernyataan sumbing bahwa
sekolah/perguruan tinggi hanya mencetak lulusan/sarjana pengangguran.
Suatu tawaran solusi saya, menyikapi hal
tersebut, di antaranya, pertama, pada tiap sekolah/perguruan tinggi
(apapun jurusannya), perlu diberikan materi kewirausahaan sebagai bekal dasar
menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan membutuhkan pengorbanan besar.
Kedua, membiasakan anak didik peduli pada
kebersihan sekolah. Mereka sewaktu-waktu diberi tugas membersihkan lingkungan
sekolah sesuai kebutuhan: menyapu lantai dan halaman, menyabit rumput dan
membersihkan selokan di sekitar sekolah, sekalipun sekolah tersebut memiliki
tukang sapu (kebun). Dengan cara ini, anak didik mulai terbiasa berpeluh-peluh
dan berkotor-kotor, sehingga memantik kesadaran bahwa hidup ini butuh
pengorbanan.
Pembiasaan dalam pengabdian di lembaga
pendidikan akan memberikan kesiapan bagi anak didik untuk siap hidup dan siap
pakai di masa yang akan datang. Perlu menjadi kesadaran pula bahwa di balik
kemegahan dunia ini dengan teknologi modern yang dari masa ke masa dilakukan
penyempurnaan, karena ada aktor intelektual yang rela mengorbankan hidupnya
untuk kemajuan publik dalam berbagai sektor. Di samping bidang perangkat kasar
yang diciptakan manusia, juga tak kalah berartinya peran para pegiat
etika-spiritual masyarakat, sehingga di balik kemajuan yang bersifat material,
tidak kering nilai-nilai etika dan spiritual yang menghiasi gerak hidup manusia
secara utuh.
Generasi sekarang tentu kebablasan bila
melupakan jasa-jasa mereka dengan tidak mengembangkan hal-hal yang dibutuhkan
manusia di era kekinian. Menumpang beken di balik kesuksesan orang lain
merupakan sikap mundur sekian langkah. Sikap sekadar menikmati kemajuan yang
dibangun orang lain inilah tergolong generasi kacangan.
Indikasi sehat tidaknya pengembangan
peradaban dapat dilihat dari produktivitas generasi penerusnya, khususnya
generasi muda, dalam hal ini kalangan pelajar sebagai miniatur kehidupan di
masa yang akan datang. Mendidik mereka jangan sampai memanjakannya bagai anak mama
yang semua kebutuhan hidupnya disuapi. Hidup butuh pemikiran, dan tindakan
nyata, setelah itu tawakal pada Tuhan Maha Kuasa. Wallah a’lam.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^