Saturday, July 7, 2018

MEMBUANG GENGSI BERLEBIHAN (Menyiapkan Generasi Siap Hidup dan Siap Pakai)


M. Khaliq Shalha

Tugas sekolah (madrasah), di samping tugas pokoknya menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM), juga perlu menyematkan pendidikan kewirausahaan sebagai tindak lanjut dari KBM tersebut, guna menyiapkan anak didik sejak dini memiliki kesiapan mental dan keterampilan dalam menghadapi kehidupan riil di masyarakat kelak.

Merupakan kegagalan lembaga pendidikan manakala hanya mencetak anak didiknya mampu berhitung, berbahasa dengan baik dan sejenisnya, tapi hampa nilai-nilai pengabdian (dedikasi) dalam jiwanya. Akibatnya, anak didik cenderung bergaya hidup elitis, dipenuhi sifat gengsi berlebihan yang bisa mengkebiri kreativitas hidup sehingga enggan untuk terlibat dalam pekerjaan kasar yang dilakukan orangtua, guru dan masyarakat. Condong memilih hidup mewah tanpa diimbangi kerja keras. Betapa ironisnya sikap hidup suka bermodel tanpa bermodal.

Tipe kecenderungan seperti ini akan berpengaruh negatif pada masa depan mereka. Anak tidak siap hidup dan tidak siap pakai. Akibatnya, pengangguran semakin menjadi-jadi. Dengan demikian, peranan lembaga pendidikan, dalam satu sisi, tidak begitu banyak berarti dalam memajukan suatu bangsa. Maka, wajar apabila ada pernyataan sumbing bahwa sekolah/perguruan tinggi hanya mencetak lulusan/sarjana pengangguran.

Suatu tawaran solusi saya, menyikapi hal tersebut, di antaranya, pertama, pada tiap sekolah/perguruan tinggi (apapun jurusannya), perlu diberikan materi kewirausahaan sebagai bekal dasar menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan membutuhkan pengorbanan besar.
Penanaman Pohon Mangga di depan MTs Al-Wathan oleh Bapak Abd. Raqib, S.HI bersama Murid-muridnya
Kedua, membiasakan anak didik peduli pada kebersihan sekolah. Mereka sewaktu-waktu diberi tugas membersihkan lingkungan sekolah sesuai kebutuhan: menyapu lantai dan halaman, menyabit rumput dan membersihkan selokan di sekitar sekolah, sekalipun sekolah tersebut memiliki tukang sapu (kebun). Dengan cara ini, anak didik mulai terbiasa berpeluh-peluh dan berkotor-kotor, sehingga memantik kesadaran bahwa hidup ini butuh pengorbanan.

Pembiasaan dalam pengabdian di lembaga pendidikan akan memberikan kesiapan bagi anak didik untuk siap hidup dan siap pakai di masa yang akan datang. Perlu menjadi kesadaran pula bahwa di balik kemegahan dunia ini dengan teknologi modern yang dari masa ke masa dilakukan penyempurnaan, karena ada aktor intelektual yang rela mengorbankan hidupnya untuk kemajuan publik dalam berbagai sektor. Di samping bidang perangkat kasar yang diciptakan manusia, juga tak kalah berartinya peran para pegiat etika-spiritual masyarakat, sehingga di balik kemajuan yang bersifat material, tidak kering nilai-nilai etika dan spiritual yang menghiasi gerak hidup manusia secara utuh.

Generasi sekarang tentu kebablasan bila melupakan jasa-jasa mereka dengan tidak mengembangkan hal-hal yang dibutuhkan manusia di era kekinian. Menumpang beken di balik kesuksesan orang lain merupakan sikap mundur sekian langkah. Sikap sekadar menikmati kemajuan yang dibangun orang lain inilah tergolong generasi kacangan.

Indikasi sehat tidaknya pengembangan peradaban dapat dilihat dari produktivitas generasi penerusnya, khususnya generasi muda, dalam hal ini kalangan pelajar sebagai miniatur kehidupan di masa yang akan datang. Mendidik mereka jangan sampai memanjakannya bagai anak mama yang semua kebutuhan hidupnya disuapi. Hidup butuh pemikiran, dan tindakan nyata, setelah itu tawakal pada Tuhan Maha Kuasa. Wallah a’lam.

1 comment:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete